Sabtu, 03 November 2012

Si Pekerja Keras dari Rusia

Ini memang hadiah ulang tahun yang tidak mengenakkan bagi pemilik klub sepakbola Chelsea. Saat Roman Abramovich merayakan hari ulang tahunnya yang ke-46, klubnya justru kalah saat bertandang ke kandang Shakhtar Donetsk di kompetisi Liga Champions musim 2012-2013.

Pria kelahiran 24 Oktober 1966 ini memang sangat terobsesi mengangkat Chelsea menjadi klub dunia yang memiliki permainan indah dan menawan. Dengan kekayaan yang melimpah ia nyaris tak peduli berapa uang yang harus dikeluarkan asalkan mampu memperkuat timnya. Termasuk membajak pemain dan pelatih. Dari mana uangnya?

Jika mengurut ke belakang, Roman adalah pebisnis sukses yang membangun usahanya dengan kerja keras. Dan kekayaan yang dimilikinya saat ini bukan warisan dari orangtuanya. Ia benar-benar memulainya dari nol. Bahkan ia termasuk salah satu dari 10 orang terkaya di dunia yang berangkat dari kemiskinan.

Lahir dari ayah seorang Yahudi dan ibu Rusia, masa kecilnya penuh kepedihan. Ibunya meninggal saat ia berusia satu tahun karena mengalami infeksi setelah melakukan aborsi. Ayahnya, Arkady Abramovich, tewas dalam kecelakaan kerja dalam suatu pembangunan proyek pada saat ia berusia tiga tahun. Setelah itu ia dibesarkan pamannya untuk beberapa tahun, kemudian oleh neneknya. Masih beruntung ia bisa menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi meski tidak tamat.

Pada usia sekitar 20-an tahun ia menjalani wajib militer. Ketika itu ia menemukan peluang bisnis di pasar gelap yang menggiurkan. Ia ikut transaksi jual-beli minyak di pasar gelap yang ia pasok ke sejumlah perwira di unit kesatuannya. Dari sini sedikit demi sedikit modalnya terkumpul. Setelah bebas dari wajib militer ia bekerja di suatu pabrik di Moskow sebagai mekanik. Tetapi ini tak membuatnya melupakan bisnis di pasar gelap. Saat itu Uni Soviet masih begitu ketat pada bisnis. Hanya yang bermodal kuat yang bisa berbisnis. Ketika ia menikah pada usia muda, hadiah pernikahan berupa uang dari mertuanya ia gunakan untuk modal bertransaksi bisnis. Ia aktif di transaksi barang-barang selundupan. Uangnya pun menjadi berlipat-lipat.
roman
 

Setelah zaman keterbukaan (Perestroika) tahun 1988 digulirkan oleh Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachez, bisnisnya makin berkembang. Saat itu usaha kecil sudah bisa berkembang dengan legal. Roman pun mendirikan pabrik pembuatan mainan bebek plastik dan sejenisnya, pabrik boneka, sampai pembuatan suku cadang mobil. Akhirnya bisnisnya menyentuh transaksi minyak yang kelak membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di Rusia pasca Uni Soviet pecah.

Dalam suatu wawancara ia menyebutkan, apa yang membuatnya cepat berkembang dalam usia yang relatif muda. "Saya tak memiliki impian seperti Napoleon. Saya hanya pekerja keras dan pragmatis," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar