Dikisahkan, di suatu hari yang cerah ditemani matahari yang tersenyum
menyinari pantai yang indah, banyak pengunjung yang menghabiskan
waktunya melakukan berbagai aktivitas, berenang, berselancar, berjemur
di bawah siraman cahaya matahari, duduk santai dan berjalan-jalan di
tepi pantai.
Ada seorang pemuda yang berdiri di tepi pantai yang agak jauh dari
kerumunan orang banyak, memandang jauh ke arah laut dengan ombaknya yang
bergerak bagaikan menari-nari dengan lemah gemulai di atas permukaan
laut.
Tidak lama kemudian, muncul seorang pria paruh baya yang berdiri tepat
di sebelah pemuda tersebut, juga memandang kosong ke arah laut. Melihat
pemuda di sebelahnya, ia bertanya, “Sendirian? Mengapa Anda tidak
berenang? Kan tidak puas kalau ke pantai tidak berenang atau selancar”.
“Saya ingin sekali melakukannya, tapi saya takut tenggelam karena saya
tidak bisa berenang.” Jawab pemuda itu.
“Ohh, berenang itu sangat mudah, tidak dibutuhkan waktu lama untuk
menjadi mahir.” Kata pria itu. Pemuda itu langsung berseri-seri,
kemudian bertanya, “Apakah Anda bersedia memberitahu saya bagaimana
caranya?” Pria itu mengangguk tanda setuju.
Pria itu pun mengajarinya dasar-dasar yang diperlukan. Ia mengajarkan
cara bernapas, cara menggerakkan kaki dan tangan, berbagai macam gaya
dalam berenang dan sebagainya. Tetapi yang ia ajarkan hanya sebatas
teori, mereka tidak melakukannya langsung di laut. Dengan penuh
semangat, pemuda itu mendengarkan nasihat dan melihat gerakan yang
dilakukan pria itu, menganggapnya seorang yang ahli dalam berenang.
Tiba-tiba di kejauhan, terdengar teriakan minta tolong dari seorang
wanita yang kelihatannya akan tenggelam. Pemuda itu pun kaget setengah
mati dan gemetar. Ia ingin menolong, tetapi ia belum bisa berenang. Jika
ia nekat menolong, sama saja dengan mengantar nyawa. Secepat kilat, ia
pun meminta tolong kepada pria yang mengajarinya berenang untuk segera
menolong wanita itu sebelum semuanya terlambat.
Tetapi pria itu tetap diam tak bergerak seperti patung. Pemuda itu terus
memohon untuk segera memberikan pertolongan. Akan tetapi, pria itu
terlihat pucat dan gemetar, kemudian menjawab, “Sebenarnya… sa… sa… saya
juga tidak pandai berenang”.
Pesan kepada pembaca:
Memang kita harus mengakui bahwa tidak ada manusia yang sempurna di
dunia ini. Tidak ada seorang pun yang mampu menguasai semua hal yang
ada. Setiap individu memiliki keunikan tersendiri dan kemampuan yang
berbeda-beda. Setiap individu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kekurangan.
Sekali lagi, tidak ada manusia yang sempurna, tanpa cacat sedikit pun.
Tapi kebanyakan dari kita mungkin suka melebih-lebihkan siapa diri kita.
Padahal apa yang kita katakan sebenarnya tidak benar sama sekali. Jika
kita memiliki kekurangan, tidak apa-apa. Sayangnya, kebanyakan orang
menutupi kekurangan mereka dengan berbohong dan mengumbar bahwa mereka
mampu, padahal sebenarnya mereka tidak mampu. Mereka hanya ingin
menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka hebat.
Kita tidak harus malu dengan kekurangan dan ketidakmampuan kita. Kita
bisa belajar dan berhasil jika kita benar-benar bertekad untuk itu,
bukannya menutupinya. Dan juga jangan pernah membandingkan Anda dengan
orang lain. Anda memiliki kelebihan yang mungkin tidak dimiliki orang
lain dan begitu juga sebaliknya. Anda tidak perlu mengasihani diri
sendiri karena kekurangan yang Anda miliki.
Yang perlu Anda fokuskan adalah kelebihan Anda yang akan mengantarkan
Anda ke gerbang kesuksesan. Anda bisa belajar dari kelemahan Anda dan
kemudian memperbaiki diri sambil terus mengasah kelebihan Anda sehingga
menjadi setajam pisau yang siap mempersenjatai Anda menuju sukses yang
Anda impikan.
Jangan berharap untuk menjadi sempurna, karena tidak ada yang sempurna.
Harapkanlah untuk menjadi seorang yang senantiasa terus maju dan menjadi
lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi.
csd_suhardi@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar