Sangat sedikit pelatih sepakbola yang tak pernah menjadi pemain
bola profesional. Dari orang yang amat jarang itu tersebutlah nama Andre
Villas-Boas (AVB) yang hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke-35.
Villas-Boas punya nama panjang Luís André de Pina Cabral e Villas-Boas,
tetapi sekarang orang cukup memanggilnya dengan singkat: AVB.Ia punya
nenek keturunan Inggris dan meski lahir di Porto, Portugal, ia fasih
berbahasa Inggris.
Kesukaannya pada sepakbola tak sempat membuatnya menjadi pemain
sepakbola profesional. Tetapi ia jago berdebat mengenai strategi
sepakbola yang andal. Suatu kali ia baru menyadari bahwa pelatih tim
sepakbola FC Porto yang orang Inggris, Sir Bobby Robson, tinggal di
apartemen yang sama dengannya. Ia pun mencari kesempatan untuk
menemuinya dan adu argumen tentang strategi sang pelatih yang diterapkan
di Porto.
Ternyata Sir Bobby Robson melayani debat dengan anak ingusan yang saat
itu baru berusia 16 tahun. Malah kemampuan argumentasi AVB menarik Sir
Bobby Robson. Robson kemudian mengundang AVB ke departemen observasi
Porto. Setelah itu ia menawari anak muda itu untuk belajar kepelatihan
di Skotlandia. Kesempatan itu tak disia-siakan AVB. Ia akhirnya
mengikuti kursus kepelatihan di Ipswich Town atas rekomendasi Bobby
Robson hingga meraih lisensi B. Setelah itu mengikuti kursus kepelatihan
di UEFA Pro Licence sampai meraih lisensi A.
Prestasinya lumayan bagus. Bahkan di saat usianya masih 21 tahun, dengan
bekal lisensi A itu AVB bisa menjadi pelatih tim nasional British
Virgin Island, negara kepulauan di Karibia yang berpenduduk 27.000 orang
pada tahun 1998-1999. Usai menjadi pelatih timnas negara kecil itu, ia
bergabung dengan Porto untuk melatih tim yuniornya. Dan ketika Jose
Mourinho (sekarang pelatih Real Madrid) menjadi pelatih Porto pada tahun
2002-2004 ia diangkat menjadi asisten pelatih The Special One (julukan
Mourinho). Ia sempat merasakan betapa nikmatnya menangani klub yang bisa
menjadi juara Liga Champions Eropa saat Porto meraih juara musim
2002-2003.
Kedekatan AVB dan Mourinho terus berlanjut saat The Special One melatih
klub Inggris Chelsea. Namun tak lama karena AVB tak mau seterusnya
berada di belakang Mourinho, AVB memutuskan pulang untuk merintis
menjadi pelatih kepala dengan menangani salah satu klub tertua di
Portugal, Academica (2009-2010). Setahun kemudian malah bisa menangani
Porto (2010-2011).
Saat di Porto inilah ia mencengangkan jagat sepakbola dunia karena meski
masih muda dan tak pernah jadi pemain profesional, ia bisa mengangkat
Porto dari klub yang terpuruk menjadi juara Liga Eropa. Di musim
2009-2010 Porto hanya menduduki urutan ketiga di liga sehingga gagal
berlaga di Liga Champions Eropa musim 2010-2011. Jatah di kompetisi
Eropa pun hanya berlaga di Liga Eropa.
Ternyata ketika baru melatih dua bulan AVB bisa meraih gelar juara
Portuguese Supercup. Di akhir musim ia malah mampu membawa Porto kembali
jadi juara Liga Portugal. Dan di kejuaraan Eropa ia membawa klubnya
menjadi juara Liga Eropa. Prestasi inilah yang membuatnya diboyong
Chelsea untuk menangani klub asal London itu. Sayang di Chelsea
prestasinya dianggap tak meyakinkan. Akhirnya ia dipecat dan kini
menagani klub Inggris lain, Tottenham Hotspur. Dan namanya kembali jadi
buah bibir ketika klubnya mampu mengalahkan Manchester United (MU)
dengan skor 3-2. Hasil itu membuatnya menjadi pelatih Tottenham pertama
yang mampu mengalahkan MU di Old Trafford dalam 23 tahun terakhir.
Kemenangan itu menunjukkan bahwa ia pelatih muda yang hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar