Kurangnya pengalaman sebagai pengusaha adalah sebuah keuntungan juga
sebuah tantangan. Di satu sisi, kurangnya pengalaman mendorong pengusaha
mencoba berbagai metode untuk menjalankan startup-nya dan belajar banyak hal dari itu, tapi di sisi lain berpeluang membawa kegagalan.
Dengan mengetahu apa saja kesalahan yang umumnya dilakukan oleh startup, kita bisa meminimalisir peluang kegagalan.
Berikut lima kesalahan yang umumnya dilakukan startup:
Memutuskan mitra atau cofounder terlalu dini. Sebelum berkomitmen untuk bekerja sama, kenali dulu mitra kita. Startup layaknya sebuah pernikahan. Berpisah dengan cofounder bisa berdampak tak baik jika terjadi di kala pekerjaan rumah masih menumpuk.
Beberapa pertanyaan yang perlu dipikirkan sebelum memutuskan bermitra:
- Apakah cofounder Anda memiliki keterampilan dan sudut pandang yang melengkapi tim?
- Bisakah Anda meluangkan waktu 14 jam bersama calon mitra untuk dua tahun mendatang? Maukah Anda duduk di sampingnya saat penerbangan ke luar negeri? Apakah hubungan kalian sepenuhnya profesional atau bisakah Anda menjadi teman dan hang out bersamanya di luar kantor?
- Apakah kalian memiliki jumlah saham sama besar?
Tidak memecat cukup cepat. Seorang karyawan bermasalah bisa
memancarkan energi negatif ke seluruh perusahaan dan melukai
produktivitas serta moral karyawan terbaik. Waktu yang terbuang untuk
mengelola karyawan berkinerja buruk bisa digunakan untuk mendorong
keuntungan lebih besar bagi perusahaan. Atasi masalah secepatnya dan
buat timeline untuk mendapatkan solusi. Jangan ragu untuk memecat jika memang harus.
Mempercayai para ahli ketimbang keberanian diri. Tak ada orang yang memilki passion
tentang misi perusahaannya sebesar si pengusaha itu sendiri. Karena
kewirausahaan layaknya menyelam ke dalam samudera dengan mata tertutup,
wajar saja jika seorang pengusaha, terutama pengusaha pemula, cenderung
percaya kepada mereka yang pernah melaluinya.
Sayangnya, setiap perusahaan berbeda, tentu saja tantangan yang
dihadapi juga berbeda. Sebagai seorang pengusaha, kita mengetahui semua
detail perusahaan, oleh karena itu temukan sendiri takdir kita.
Dengarkan apa kata para ahli, tapi dengarkan juga kata hati dan
implementasikan visi kita.
Tidak mengejar kesempurnaan. Menjalankan startup adalah
karir yang menguras tenaga. Banyak pengusaha yang cenderung memilih
jalan termudah dengan merasa puas jika proyek mereka sudah ‘cukup
bagus’. Kesempurnaan bukanlah tujuan. Jika keberanian kita mengatakan
sesuatu bisa menjadi lebih baik, maka tekan sampai batas yang kita sebut
‘sempurna’.
Peduli tentang sensasi, bukan pemasukan. Tujuan utama membangun startup adalah revenue
atau pemasukan. Jangan sampai fokus kita terhadap tujuan utama terpecah
karena hal-hal yang kita sebut seperti media, penghargaan, dan pageviews.
Memang hal-hal itu bisa meningkatkan semangat dan pemasukan, tapi hanya
sampai situ. Pada akhirnya mereka hanyalah alat untuk mencapai
pemasukan. Oleh karena itu, tetaplah fokus.
Apa saja kesalahan yang pernah Anda buat selagi membangun startup dan pelajaran apa di balik itu? Bagi pengalaman Anda di kolom komentar.
Sumber: Fastcompany|Gambar:Speedcubing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar