Perang kopi kian panas seiring menjamurnya berbagai coffee shops secara global. Namun di tengah sengitnya persaingan dan terpaan badai krisis, Starbucks masih menjadi raja coffee shops di Amerika.
Raksasa kopi ini pertama kali membuka gerainya di Pike’s Place
Market, Seattle, pada tahun 1971. Tetapi, gerai tidak berkembang dalam
angka yang signifikan sampai tahun 1990-an. Titik kebangkitan Starbucks
adalah saat Howard Schultz, pengusaha dan penulis Amerika, mengambil
alih perusahaan pada tahun 1992.
Sejak saat itu gerai Starbucks berkembang pesat dari 84 lokasi
menjadi 501 lokasi pada tahun 2000. Selepas tahun 2000, gerai Starbucks
bertambah hingga 13.500 gerai. Mari kita simak faktor apa saja, selain
kualitas kopi yang tidak perlu diragukan, yang membuat Starbucks tetap
mendapatkan pengakuan dari para pelanggan setianya di Amerika.
Tempat untuk semua orang
Semua pelanggan mengakui kualitas kopi Starbucks yang membantu mereka
lebih bertenaga untuk mengawali hari. Tetapi, tak hanya kopi saja,
Starbucks juga menyajikan menu makanan kecil dan minuman non-kopi. Hal
ini membuat Starbucks menjadi tempat yang tepat tak hanya bagi penikmat
kopi, tapi setiap orang bahkan anak kecil. Pelanggan tak perlu khawatir
apabila ia tidak mengetahui selera kuliner kolega barunya, Starbucks
adalah tempat taruhan yang cukup ‘aman’ dengan menu yang ditawarkan.
Suasana berbeda
Harga secangkir kopi Starbucks yang tak jarang menuai kritik karena
dinilai terlalu mahal, ternyata tak membuatnya ditinggalkan penggemar
dan calon pelanggannya. Faktor lain seperti konsep gerai ternyata dapat
menjadi penyumbang kesuksesan coffee shop.
Gerai Starbucks tak hanya menawarkan variasi menu tetapi juga suasana
yang berbeda. Pilihan skema warna yang menghangatkan suasana, hiasan
organik, suara musik alternatif serta barista dengan apron hijaunya membuat suasana gerai begitu nyaman bagi para pelanggan yang memulai harinya dengan menikmati sajian Starbucks.
Kenyamanan yang konsisten
Keandalan mungkin merupakan kunci yang membuat Starbucks memenangkan selera dan kesetiaan konsumennya. Barista
Starbucks bekerja dengan cepat dan memberikan cinta di setiap
sajiannya. Bahkan Starbucks bekerja sama dengan penyedia layanan
pembayaran melalui telepon selular, untuk memberikan kemudahan pelanggan
dalam pembayaran.
Tak sedikit orang yang mengkritik harga secangkir kopi yang dinilai
masih terlalu mahal. Tetapi dengan adanya kemudahan dan kenyamanan yang
ditawarkan, harga secangkir kopi Starbucks menjadi harga yang layak
dibayar oleh para penikmatnya.
(Sumber: www.Forbes.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar