Mengapa Facebook berwarna biru? Berdasarkan The New Yorker,
alasannya sederhana yaitu karena Mark Zuckerberg buta warna merah-hijau.
Biru adalah warna terbaik yang bisa dilihat oleh Mark. Tapi itu kasus
pada Facebook. Ada banyak contoh tentang bagaimana warna sebenarnya
mempengaruhi purchasing decision.
Penglihatan adalah pancaindra yang berkembang paling kuat pada
sebagian manusia. Oleh karena itu, wajar jika 90% pertimbangan konsumen
untuk mencoba sebuah produk ditentukan oleh warna.
Jadi, bagaimana warna mempengaruhi kita dan apa sains warna dalam pemasaran? Leo Widrich, Co-Founder Buffer – perusahaan perintis aplikasi – berbagi hasil penelitiannya tentang warna dalam pemasaran.
Ketika kita merasa ingin membeli sesuatu, warna bisa menjadi faktor
pemicu. Perusahaan analisis KISSmetric membuat sebuah infografik tentang
bagaimana warna mempengaruhi pembelian.
Misalnya, warna hijau bagi sebagian orang merupakan warna yang
menenangkan. Warna ini cenderung memberikan sugesti pembelian terasa
mudah. Warna hitam memberikan kesan kuat dan mewah. Umumnya produk mewah
menggunakan warna hitam.
Meningkatkan pemasaran dengan menggunakan warna yang lebih baik.
Berdasarkan KISSmetric, wanita dan pria ternyata mempunyai preferensi
warna yang berbeda. Bagi para pencipta aplikasi atau pemilik situs web yang
menargetkan konsumen wanita coba gunakan warna biru, ungu, dan hijau
karena warna-warna tersebut disukai oleh wanita. Adapun pria lebih
tertarik dengan warna biru, hijau, dan hitam.
Dalam percobaan lain, HubSpot – perusahaan software
pemasaran – ingin mengetahui apakah mengganti warna tombol akan membuat
rata-rata konversi berubah. Mereka menggunakan dua warna, merah dan
hijau, secara bergantian dan menebak apa yang terjadi.
Warna hijau berkonotasi ‘alami’ dan ‘lingkungan’. Warna merah
sebaliknya, memberikan komunikasi terkesan bersemangat, berhasrat, dan
memberikan kesan ‘peringatan’. Merah juga warna yang menarik bagi mata.
Hasilnya,
tombol warna merah mengungguli sebanyak 21% dari tombol warna hijau.
Artinya, ada sebanyak 21% lebih orang-orang mengklik tombol berwarna
merah daripada hijau. Perlu dicatat, perubahan yang dilakukan hanyalah
pada warna tombol, sedangkan konten tetap sama. Jadi, dalam percobaan
tersebut warna memang menjadi faktor penentu perubahan.
Hasil percobaan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain mungkin
berbeda. Generalisasi dalam hal ini sulit dibuat. Apapun perubahan yang
terjadi, perlakukan fakta tersebut sebagai hipotesis dan lihat apakah
hasil percobaan mendukung ide-ide kita.
Sumber: Fast Company
Tidak ada komentar:
Posting Komentar