Jumat, 12 Juli 2013

8 Pelajaran Penting Bagi Pengusaha Untuk Membangun Kepercayaan

8 Pelajaran Penting Bagi Pengusaha Untuk Membangun KepercayaanSalah satu realita kejam yang harus dipelajari oleh para pengusaha adalah bahwa sebagian besar hal-hal penting yang mempengaruhi kesuksesan para pengusaha berada di luar kendali mereka. Hanya karena kita memimpikan dan membangun kesuksesan, bukan berarti kesuksesan pasti akan datang.
Kesuksesan di sini tak hanya mencakup pelanggan, tetapi juga investor, mitra, anggota tim, dan bahkan keluarga kita. Mereka tidak akan datang jika mereka tidak mempercayai kita.

Martin Zwilling, Pendiri dan CEO Startup Professionals, mengatakan bahwa kepercayaan adalah perangkat paling kuat yang bisa dikendalikan oleh para pengusaha. Berikut sepuluh pelajaran bagi para pengusaha dalam membangun kepercayaan.

Jadilah seorang yang dipercaya sebelum memulai bisnis. Mencari orang-orang yang bisa dipercaya dan menguji siapa yang bisa dipercaya adalah sulit. Oleh karena itu, sebagai langkah awal jadilah orang yang bisa dipercaya. Dengan begitu para pebisnis lain yang bisa kita percaya akan tertarik kepada kita.

Tepati janji kepada diri sendiri dan orang lain. Tanda paling jelas dari seseorang yang bisa dipercaya adalah ia menepati janji kepada diri sendiri dan orang lain tak peduli seberapa kecil janji tersebut. Menepati janji pada diri sendiri sangat berkaitan dengan will power dan kendali diri. Elemen tersebut sangat penting untuk menjadi pebisnis terpercaya.

Keinginan berkomitmen. Salah satu siasat orang yang sangat tidak bisa diandalkan adalah menolak untuk membuat janji. Dengan begitu ia tidak khawatir akan melanggarnya. Orang-orang akan mengenali strategi itu secepatnya dan akan melabelinya sebagai orang yang tidak dapat diandalkan, ragu-ragu, dan tak dapat dipercaya.

Jaga personal brand. Sebagai pebisnis pemula, status sebagai pebisnis adalah sebuah brand atau merek. Ketika akan mengambil keputusan biasakan untuk bertanya, “Bagaimana keputusan ini mempengaruhi personal brand saya?” Segala hal yang kita lakukan maupun yang tidak, mempengaruhi personal brand, dan seiring itu sifat dapat dipercaya dari diri kita adalah aset yang paling berharga.

Hindari komitmen tak jelas. Tak ada yang merusak kepercayaan lebih cepat daripada komitmen yang ambigu. Misalnya melalui kata-kata seperti “Akan saya usahakan” atau “Saya lakukan yang terbaik”. Kata-kata itu terdengar sebagai upaya untuk lolos dari keharusan membuat janji sekaligus mengantisipasi kegagalan.

Memformalkan perjanjian bisnis. Sederhananya, buatlah perjanjian bisnis menjadi praktik standar dalam bisnis dengan membuat perjanjian tertulis antara mitra dan vendor, transaksi pelanggan, dan proses internal.

Jangan membuat orang-orang bertanya. Jika kita membuat orang-orang bertanya tentang komitmen, maka kita telah kehilangan sebagian kredibilitas. Tak ada yang bisa membangun kepercayaan lebih baik daripada mengerjakan kewajiban kita dan menyampaikannya kepada mereka tanpa harus ditanya.

Komunikasi, komunikasi, komunikasi. Tak ada orang yang bisa mengantisipasi risiko dan menepati semua janji, tapi tak ada pengecualian untuk kegagalan berkomunikasi ketika masih ada peluang yang muncul. Kurangnya komunikasi membuat orang lain berpikir kita tak punya niat untuk menepati janji.

Sumber: Forbes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar