Dulu experiential marketing bisa jadi digambarkan seperti kegiatan brand ambassador membagikan sampel sebuah produk kepada calon konsumennya. Kini dengan bangkitnya teknologi sosial-lokal-mobile (SoLoMo), persepsi industri dan konsumen tentang experiential marketing tersebut telah berubah.
Perubahan ini terjadi karena makin banyaknya merek yang mengenali
kebutuhan untuk mengombinasikan teknologi digital dan pengalaman
personal untuk terhubung dengan konsumen secara efektif.
Banyak merek kini merasakan pengalaman emosi dan fisik membantu hubungan dunia online dan offline
dengan konsumen serta membangun loyalitas dan kepercayaan konsumen –
sesuatu yang benar-benar tidak terjadi sebelum adanya gelombang digital.
Berikut perubahan experiential marketing yang terjadi:
Konsumen baru berkuasa. Integrasi sosial, lokal, dan mobile
telah memungkinkan konsumen untuk mengambil kendali pengalaman dengan
merek dan memberikan peluang untuk berbagi pengalaman mereka dalam kanal
sosial. Check-ins, hashtag, likes, dan lainnya telah menjadi standar de facto bagi banyak pengalaman merek dan jalan bagi promosi gerai.
Banyak merek yang telah menyetir awareness, buzz, bahkan promosi serta CRM ke dalam kehidupan konsumen melalui kecerdasan integrasi teknologi digital, mobile, dan sosial ke dalam bisnis gerai mereka.
Pengalaman merek di masa kini juga berbeda dengan di masa lalu karena
teknologi digital memungkinkan konsumen untuk berinteraksi dengan merek
dengan cara yang berbeda.
Spam email untuk promosi telah berhenti. Experiential marketing yang dulu harus berjuang untuk meyakinkan konsumen untuk membawa kehidupan mobile atau digital mereka ke dalam pengalaman merek. Orang-orang ingin menghindari bombardir spam email dari merek sehinga mereka enggan untuk berbagi alamat email. Kini, merek menjadi lebih pintar dalam menggapai konsumen target dan brand spamming telah berkurang.
Perubahan dalam perilaku merek ini mendorong konsumen untuk berbagi
informasi di kanal sosial selama pengalaman berlangsung. Orang-orang
kini kurang peduli tentang pelanggaran privasi yang dilakukan merek
karena mereka terlibat dengan merek yang mereka percayai. Dengan begitu
pengalaman yang diberikan semakin kaya dan dinamis.
Experiential marketing bisa dilakukan dari satu orang ke satu orang lain atau dari satu orang ke banyak orang. Merek
yang menciptakan pengalaman yang memungkinkan konsumen untuk
berinteraksi secara digital dan sosial akan sukses dalam jangka panjang.
The Nike FuelBand adalah contoh yang bagus untuk hal ini. Produk
gelang pencatat aktivitas dari merek Nike ini memungkinkan penggunanya
menetapkan tujuan dan melacak progres mereka sendiri. Tapi pada saat
yang sama produk tersebut memberikan penggunanya peluang untuk berbagi update dan sukses bahkan memungkinkan mereka berkompetisi dan berkolaborasi dengan teman-teman di ruang sosial.
Secara keseluruhan, ketika merek mencoba membangun hubungan dengan konsumen, sebuah rencana sederhana tetaplah rencana terbaik. Experiential marketers harus menempatkan diri mereka di posisi konsumen untuk memahami proses interaksi dan emosi konsumen yang mereka bangun.
Sumber: Fastcocreate
Tidak ada komentar:
Posting Komentar