Menurut survei yang dilakukan di negara barat mulai pada tahun 2006,
didapat kesimpulan bahwa remaja menghabiskan uang terutama untuk
makanan, fashion, perawatan diri, hiburan, lalu barulah kebutuhan
lainnya. Diprediksi juga, bahwa pengeluaran mereka akan meningkat pada
masa-masa kedepan, walaupun jumlah populasinya tidak meningkat terlalu
pesat.
Dimanakah para remaja tersebut menghabiskan uangnya? Ternyata
kebanyakan dari mereka menghabiskan pengeluarannya secara online.
Pengeluaran secara online ini tentunya akan terus meningkat di
tahun-tahun mendatang, karena para remaja menganggap internet sebagai
sumber hiburan mereka yang utama.
Walaupun data-datanya sudah jelas, para marketer tetap perlu terus
mencari cara untuk melakukan marketing untuk pasar yang dinamis dan
sulit diduga arah kedepannya ini. Cara yang paling jitu adalah
mewawancarai mereka secara langsung dengan mengambil rentang umur antara
14 sampai 24 tahun ini. Selain fokus pada remaja itu sendiri, para
marketer juga tidak boleh melupakan pengaruh dari orang tua mereka.
Brand juga berpengaruh besar pada para remaja ini. Beberapa remaja setia atau loyal
pada brand yang sudah lama mereka sukai. Namun kebanyakan dari mereka
mampu untuk berpindah secara cepat ke brand lain bila memang ada brand
lain yang lebih baik. Jadi kesetiaan mereka terhadap brand boleh
dibilang tidak tinggi.
Kecenderungan mereka untuk coba-coba juga lebih tinggi karena mereka
termasuk dalam pasar yang mempunyai sifat cepat bosan. Hal ini
sebenarnya juga memberikan peluang pada brand lain dalam persaingan yang
ada, sekaligus menantang brand yang sudah unggul agar tetap bisa
meningkatkan atau mempertahankan posisinya.
Mereka cukup sadar dan sudah mempunyai kesadaran bahwa brand hanyalah
rekaan atau ciptaan dari para marketer untuk mendapatkan uang atau profit. Tetapi bila anda mampu menawarkan sesuatu yang unik dengan value yang cocok pada tren dunia remaja, maka profit besar sudah di depan mata.
Mereka akan merespons kepada brand yang dapat merefleksikan lifestyle mereka, menawarkan inovasi, kreatifitas, dan mempunyai tingkat style yang tinggi. Brand harus berupaya menawarkan kebebasan, menciptakan relationship
secara konsisten, mampu berdialog secara personal, dan yang lebih
penting lagi adalah biarkan para remaja yang menentukan trend-nya atau
arah kedepannya nanti. Beberapa brand yang berhasil yang bisa dijadikan
contoh adalah iPod, Friendster, YouTube, Facebook.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar