Mungkin
beberapa dari kita punya mimpi membangun sebuah lahan pertanian –
termasuk peternakan dan perikanan – yang menghasilkan pangan sehari-hari
dan menjadi sebuah bisnis. Tapi bisnis di bidang pertanian rumit karena
modalnya besar, sedangkan pengembalian modal tidak tentu.
Untuk itulah Farmstacker ingin membantu. Farmstacker adalah perusahaan pertanian yang menjadi pemenang acara Hack//Meat
yang di Palo Alto. Tujuan perusahaan ini adalah untuk menghubungkan
para petani muda dengan sebidang lahan yang memungkinkan mereka
mengurangi modal awal dan memberikan petani pemilik pemasukan ekstra. Di
Indonesia, model pertanian ini disebut dengan plasma.
Ide Farmstacker berasal dari Co-founder Kevin Watt yang
menyewa lahan peternakan di Pescadero, California. Ia memiliki bisnis
peternakan bagus yang ia klaim menguntungkan sejak hari pertama
beroperasi karena ia tak perlu mengeluarkan modal besar untuk membeli
tanah.
Sementara itu, pemilik Leftcoast Grassfed senang karena Watt membayar
sewa untuk tanah petani yang sedang mengaggur dan ayam-ayam milik Watt
mempersubur lahan. “Mereka mendapatkan uang sewa ekstra dan juga
ayam-ayam kami yang menyuburkan lahan,” ujar Watt.
Pada dasarnya, Watt dan empat orang mitranya berharap bisa menerapkan
model yang sama bagi para petani muda dengan menggunakan lahan tidur
dan bahkan lahan umum yang mungkin digunakan. “Jika petani muda kita
hanya mencari lahan dengan cara tradisional yang mana mereka memiliki
kendali penuh terhadap lahan, maka kita kehilangan banyak peluang agar
petani bisa terlibat dalam operasi dan menghasilkan produk
komplementer,” ujar Watt.
Meskipun tim Farmstacker memenangkan hadiah uang tunai dan layanan dari Hack//Meat, mereka masih harus membangun sebuah situs web untuk menemukan para petani yang ingin berpartisipasi.
Farmstacker bukanlah satu-satunya perusahaan yang memiliki ide hebat di Hack//Meat.
Ada Cow Share With Us yang memungkinkan orang-orang bersama-sama
membeli hewan peternakan. Perusahaan tersebut juga memenangkan hadiah.
Buyotic, perusahaan yang membantu orang-orang untuk membeli ayam bebas
antibiotik, memenangkan penghargaan sosial.
Belajar dari Farmstacker yang berbasis dan beroperasi di Amerika
Serikat, model bisnis pertanian seperti ini berpotensi untuk di
kembangkan di Indonesia yang merupakan negara agraris. Seperti yang
telah dilakukan oleh CV Handayani Cemerlang – social entrepreneur
yang membidangi usaha perikanan dan bisnis kreatif berbasis di Gunung
Kidul, Yogyakarta. Nah, tinggal kemauan para petani muda Indonesia untuk
mengembangkan potensi lahan dan komoditas yang sesuai dengan keinginan
pasar.
Sumber: Fastcoexist| Gambar: Fastcoexist
Tidak ada komentar:
Posting Komentar