Bagi para pengusaha start-up, mencari investor yang serius tidaklah mudah. Rick Frasch, mantan VP Business Development dan Legal Affairs di Globitech, Inc. dan pengusaha di bidang keuangan, berbagi pengalaman delapan kesalahan pengusaha – terutama start-up – ketika mengajukan penawaran pada investor.
Penawaran kilat lebih dari 1 menit
Jika penawaran kilat (elevator pitch) kita lebih dari satu
menit, kita akan mengalami kesulitan memiliki waktu untuk mendapatkan
uang karena tidak akan cukup waktu untuk menyusun kasus investasi yang
menarik. Peluang seperti ini mungkin saja muncul saat di elevator, pesta
koktail, atau saat berbicara dengan kolega kawan kita. Jadi, pastikan
penawaran berlangsung singkat, to the point, dan menampilkan pengetahuan kita.
Presentasi PowerPoint terlalu panjang
Investor profesional tidak memiliki rentang perhatian yang panjang.
Alasannya bukan karena mereka menderita gangguan hiperaktivitas, tapi
karena mereka perlu mempertimbangkan, mengevaluasi, dan memilih dari
sekian banyak proposal start-up dan 30 menit waktu yang diluangkan adalah harapan kita untuk mempresentasikan proposal.
Rangkuman eksekutif yang tidak ditulis dengan baik
Pada akhirnya, kunci untuk mendapatkan uang adalah rangkuman proposal
yang ditulis secara matang. Jadi, kita harus meluangkan waktu khusus
untuk membuat draft rangkuman yang koheren dan persuasif yang mencakup:
- Masalah yang akan diatasi
- Ukuran pasar yang dituju
- Keuntungan kompetitif berkelanjutan
- Rincian biaya yang didukung oleh asumsi realistis dan terperinci serta proyeksi.
- Gambaran tim manajemen
- Gambaran cara investor mendapatkan uang
Mengabaikan strategi realistis mendapatkan uang bagi investor
Berbeda dengan pengusaha yang terbiasa dengan istilah ‘proses’, para
investor cenderung ingin mendapatkan hasil investasinya dalam rentang
waktu sedang hingga singkat.
Banyak pengusaha tidak pernah menyampaikan kebutuhan dasar para investor tersebut dalam presentasi PowerPoint
atau ringkasan rencana bisnisnya. Untuk menghindari kesalahan tersebut,
kita harus bersiap untuk menjawab pertanyaan investor tentang bagaimana
investasi mereka menghasilkan uang.
Meminta perjanjian non-disclosure
Hampir semua pengusaha yakin bahwa ide bisnis mereka akan
menghasilkan kekayaan dan berisiko dicuri oleh investor tak bertanggung
jawab. Untuk mencegah itu, tak jarang mereka meminta investor potensial
untuk menandatangani perjanjian non-disclosure.
Sayangnya, para investor tidak setuju dengan cara itu kecuali ide
pengusaha tersebut atas perintah perusahaan raksasa seperti Google. Para
investor tentu tahu mereka kemungkinan akan menemukan ide yang sama
keluar dari pengusaha startup lainnya di masa yang akan datang.
Konsekuensinya, mereka tidak bisa menandatangani dokumen yang bisa saja
menuntut mereka di masa mendatang.
Menyerahkan proposal tanpa ada referensi
Mendapatkan uang dari investor adalah persoalan membangun
kredibilitas. Jangan harap dengan mengirimkan email masal berisi
proposal ke perusahaan investor, mereka akan serta merta membacanya.
Satu-satunya hal yang membuat mereka mau membuka dan membaca email
proposal adalah karena ada seseorang atau kolega yang mengatakan bahwa
proposal tersebut patut dibaca. Jadi, bagi start-up pastikan memiliki referensi ketika menyerahkan proposal.
Mendiskusikan nilai terlalu dini dalam negosiasi
Jangan terburu-buru mendiskusikan nilai dan harga sehingga merusak
proses negosiasi. Jika memang investor mulai melihat perusahaan start-up kita memiliki peluang, mereka yang akan memulai pembicaraan tersebut.
Gagal mendengarkan
Dalam proses mendapatkan uang, kita harus melepaskan ego kita.
Investor akan mengajukan banyak pertanyaan kepada kita. Tak jarang
mereka menyarankan kita untuk mengubah model bisnis yang diajukan.
Dengarkan dan pertimbangkan semua pertanyaan dan saran dari para
investor, jangan menolaknya mentah-mentah karena hanya akan membuat
investor yakin untuk berpaling.
Sumber: Forbes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar