Rosalia Mera, co-founder kerajaan bisnis internasional asal Spanyol “Zara”, dikabarkan meninggal dunia minggu ini pada usia 69 tahun karena komplikasi stroke.
Mera dikenal sebagai wanita yang pernah putus sekolah, namun mandiri
dan memiliki ketertarikan pada desain pakaian disertai dengan etika
kerja yang tinggi.
Zara sejauh ini adalah merek terbesar dalam portofolio Inditex Group
dengan penjualan bersih dalam tahun fiskal 2012 sebesar 15,9 miliar
Euro.
Salah satu hal yang menarik dari Zara adalah merek ini menjadi
populer justru karena kurangnya orisinalitas. Para pelanggan menyerbu
gerai Zara untuk membeli kopian desain pakaian berkel as dengan harga
yang lebih ramah di kantong. Berikut, beberapa fakta menarik tentang
bagaimana Zara selama lebih dari tiga dekade berkembang menjadi merek
bernilai miliaran.
Hal menarik dari Zara internasional terletak pada pengucapan nama mereknya.
Mantan suami Mera, Amancio Ortega mulai menjual pakaian tidur melalui
toko kecil yang disebut Zorba. Tapi, seperti yang dilaporkan UK
Telegraph di tahun 2011, “Pemilik bar sekitar dengan nama yang sama
mengajukan protes. Maka digantilah nama menjadi Zara. Ironisnya, Spanyol
adalah satu-satunya negara di mana Zara tidak diucapkan ‘Zah-hura’,
tetapi ‘Tha-ra’.
Gerai pertama Zara berada di kota Galicia, Spanyol, yang dibuka
pada tahun 1975. Kini merek ini memiliki gerai dengan jumlah lokasi
1.800 titik. Termasuk dua gerai di Tunisia, dua gerai di Azerbaijan,
21 gerai di Israel, 44 di Amerika Serikat, 56 gerai di Meksiko, dan 88
gerai di Jepang. E-commerce menjadi faktor pendorong yang besar bagi merek ini dan Rusia menjadi fokus besar di mana retailer meluncurkan sebuah platform baru musim gugur ini.
Zara berkembang dengan sedikit atau bahkan tanpa iklan sama sekali. Iklan bukan bagian dari model bisnis retailer. Harian New York Times
musim gugur lalu mengatakan, “Zara bahkan tidak memiliki departemen
pemasaran dan merek ini tidak terlibat dalam kampanye yang menyolok
seperti yang dilakukan para kompetitornya.”
“Desainer Zara tidak bernama. Beberapa orang akan mengatakan hal ini
karena para desainernya cendererung pengopi, alih-alih desainer. Zara
dikenal sebagai perusahaan yang malu dengan media. Meskipun dikenal
sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Ortega Gaona menolak untuk
melakukan wawancara dengan media, begitu pula dengan penerusnya Pablo
Isla.
Salah satu momen terbesar pemasaran Zara adalah product placement tak berbayar yaitu pada Duchess of Cambridge, sehari setelah ia melangsungkan pernikahan. Menjadi seorang anggota kerajaan membuat Kate Middleton berhati-hati dalam berpakaian. Ia menyukai perpaduan merek high dan low, sebagai bentuk dukungan penampilan “High Street” begitu yang mungkin dikatakan oleh orang-orang Inggris.
Penampilan yang tak terlupakan adalah pada hari setelah pernikahannya
dengan Pangeran William yaitu ketika ia keluar menggunakan gaun
bermotif cornflower biru, dengan detail lipit dari bahan polyester yang hanya seharga 49,99 poundsterling di Zara.
Gerai Zara mengadopsi kecepatan layaknya perusahaan teknologi.
Perusahaan ini mendapatkan desain baru lebih cepat daripada kompetitor
pada umumnya. Inventaris segar adalah kunci bagi strategi penjualan
Zara, dengan gerai yang memiliki stok desain baru dua kali dalam
seminggu. Sangatlah penting untuk mengeluarkan gaya terbaru berdasarkan
laporan Wall Street Journal.
Berbicara tentang kompetitor, mereka iri dengan model bisnis Zara –
termasuk merek mewah terbesar yang sering kali gayanya dicuri.
Stacey Cartwright mantan CFO Burberry Group PLC, mengatakan tentang
Zara, “Mereka adalah studi kasus fantastis dalam hal bagaimana mereka
me-manage agar produk masuk ke gerai mereka dengan cepat. Kami berhati-hati dengan teknik mereka.”
Sumber: Adage
Tidak ada komentar:
Posting Komentar