Tak
peduli di manapun kita atau bisnis apapun yang sedang kita bangun, kita
bisa belajar menjadi pengusaha yang lebih baik dengan melihat apa yang
membuat para pengusaha di Silicon Valley sukses.
Meskipun kita hanya memiliki sebuah bisnis rumahan, kemampuan
berinovasi, beradaptasi, dan berkembang adalah krusial untuk menjaga
bisnis kita tetap hidup. Suatu bisnis bisa saja terlihat bisa bertahan
hari ini, tapi keesokannya mati seketika.
Bagaimana para pengusaha di Silicon Valley beradaptasi? Dengan
menjadi fleksibel. Fleksibilitas dipertahankan melalui satu set aturan
tak tertulis tentang bagaimana orang-orang berinteraksi satu sama lain.
Aturan ini membentuk kontrak sosial tak kasat mata yang mendukung
pengusaha untuk berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan pasar.
Berikut lima aturan tak tertulis ala Silicon Valley berdasarkan
keterangan CEO dan pendiri T2 Venture Capital, Victor Hwang, yang kita
harus ketahui dan ikuti:
Percaya dan dipercaya. Hwang mengamati bahwa membangun
hubungan bisnis di luar Silicon Valley membutuhkan waktu lebih lama. Di
beberapa tempat, pendatang diamati dengan kecurigaan selama
bertahun-tahun. Tidak begitu dengan di Silicon Valley. Sebuah pertemuan
di coffee shop bisa menjadi hubungan bisnis keesokan harinya.
Pembatas sosial yang tinggi entah itu karena geografi, jaringan,
budaya, bahasa, atau kepercayaan bisa menghambat hubungan bahkan sebelum
hubungan tersebut lahir. Kecepatan berinovasi meningkat ketika
orang-orang mematahkan pembatas-pembatas tersebut dan menciptakan
jembatan kepercayaan di luar lingkaran mereka. Melakukan hal tersebut
krusial karena inovasi tumbuh subur ketika orang-orang memberikan ide,
latar belakang keterampilan, dan jaringan yang berbeda.
Carilah keadilan, bukan keuntungan. Hwang berpendapat bahwa mayoritas orang, terutama investor, memperlakukan bisnis seperti sebuah game
– ada pihak yang menang dan kalah. Namun, kapital ventura yang paling
sukses tahu bahwa mereka harus memperlakukan pengusaha dengan adil.
Kita harus belajar bahwa kita tidak bisa berinovasi sendiri. Kita
membutuhkan mitra untuk melakukan ‘perjalanan’ bersama. Pengusaha yang
bijak memiliki kerendahan hati untuk mencari kolaborasi positif jangka
panjang dan mau mengorbankan kepentingan diri sesaat demi pencapaian
jangka panjang.
Tanam sekarang, petik hasilnya kemudian. Mengundang dan
memenuhi undangan makan siang. Memperkenalkan kepada orang lain jaringan
kita. Menjadi mentor. Dengan cara-cara seperti itu kita mungkin
berpikir tidak mendapatkan imbalan apapun. Tapi nantinya kita akan
mendapatkan sesuatu yang bernilai: reputasi bagus. Kita akan menjadi
ahli, orang yang bisa diandalkan, orang yang bisa dipercaya, dan
dianggap penting.
Buka pintu dan dengarkan. Mendengarkan adalah kunci untuk
membangun hubungan dan mengakses pemenuhan kebutuhan. Ajukan pertanyaan
dan teruslah belajar. Ciptakan lingkungan di mana opini beragam dan
talenta dihargai serta pendatang baru tidak dianggap orang asing.
Eksperimen. Jangan takut berbuat salah atau patah arang karena
kesalahan. Kesalahan tidak mendefinisikan siapa kita, tapi memacu kita.
Jangan biarkan rasa takut mencegah kita untuk mencoba sesuatu yang baru
atau mencegah mendengarkan pendapat orang lain. Jika sesuatu tidak
berjalan dengan baik, maka beradaptasilah, ambil ide lain, dan coba
lagi.
Sudahkah Anda menjalani lima aturan tersebut?
Sumber: Entrepreneur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar