Jumat, 30 Agustus 2013

5 Aturan Kesuksesan Ala Sillicon Valley

5 Aturan Kesuksesan Ala Sillicon ValleyTak peduli di manapun kita atau bisnis apapun yang sedang kita bangun, kita bisa belajar menjadi pengusaha yang lebih baik dengan melihat apa yang membuat para pengusaha di Silicon Valley sukses.
Meskipun kita hanya memiliki sebuah bisnis rumahan, kemampuan berinovasi, beradaptasi, dan berkembang adalah krusial untuk menjaga bisnis kita tetap hidup. Suatu bisnis bisa saja terlihat bisa bertahan hari ini, tapi keesokannya mati seketika.
Bagaimana para pengusaha di Silicon Valley beradaptasi? Dengan menjadi fleksibel. Fleksibilitas dipertahankan melalui satu set aturan tak tertulis tentang bagaimana orang-orang berinteraksi satu sama lain. Aturan ini membentuk kontrak sosial tak kasat mata yang mendukung pengusaha untuk berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan pasar.
Berikut lima aturan tak tertulis ala Silicon Valley berdasarkan keterangan CEO dan pendiri T2 Venture Capital, Victor Hwang, yang kita harus ketahui dan ikuti:
Percaya dan dipercaya. Hwang mengamati bahwa membangun hubungan bisnis di luar Silicon Valley membutuhkan waktu lebih lama. Di beberapa tempat, pendatang diamati dengan kecurigaan selama bertahun-tahun. Tidak begitu dengan di Silicon Valley. Sebuah pertemuan di coffee shop bisa menjadi hubungan bisnis keesokan harinya.
Pembatas sosial yang tinggi entah itu karena geografi, jaringan, budaya, bahasa, atau kepercayaan bisa menghambat hubungan bahkan sebelum hubungan tersebut lahir. Kecepatan berinovasi meningkat ketika orang-orang mematahkan pembatas-pembatas tersebut dan menciptakan jembatan kepercayaan di luar lingkaran mereka. Melakukan hal tersebut krusial karena inovasi tumbuh subur ketika orang-orang memberikan ide, latar belakang keterampilan, dan jaringan yang berbeda.
Carilah keadilan, bukan keuntungan. Hwang berpendapat bahwa mayoritas orang, terutama investor, memperlakukan bisnis seperti sebuah game – ada pihak yang menang dan kalah. Namun, kapital ventura yang paling sukses tahu bahwa mereka harus memperlakukan pengusaha dengan adil.
Kita harus belajar bahwa kita tidak bisa berinovasi sendiri. Kita membutuhkan mitra untuk melakukan ‘perjalanan’ bersama. Pengusaha yang bijak memiliki kerendahan hati untuk mencari kolaborasi positif jangka panjang dan mau mengorbankan kepentingan diri sesaat demi pencapaian jangka panjang.
Tanam sekarang, petik hasilnya kemudian. Mengundang dan memenuhi undangan makan siang. Memperkenalkan kepada orang lain jaringan kita. Menjadi mentor. Dengan cara-cara seperti itu kita mungkin berpikir tidak mendapatkan imbalan apapun. Tapi nantinya kita akan mendapatkan sesuatu yang bernilai: reputasi bagus. Kita akan menjadi ahli, orang yang bisa diandalkan, orang yang bisa dipercaya, dan dianggap penting.
Buka pintu dan dengarkan. Mendengarkan adalah kunci untuk membangun hubungan dan mengakses pemenuhan kebutuhan. Ajukan pertanyaan dan teruslah belajar. Ciptakan lingkungan di mana opini beragam dan talenta dihargai serta pendatang baru tidak dianggap orang asing.
Eksperimen. Jangan takut berbuat salah atau patah arang karena kesalahan. Kesalahan tidak mendefinisikan siapa kita, tapi memacu kita. Jangan biarkan rasa takut mencegah kita untuk mencoba sesuatu yang baru atau mencegah mendengarkan pendapat orang lain. Jika sesuatu tidak berjalan dengan baik, maka beradaptasilah, ambil ide lain, dan coba lagi.
Sudahkah Anda menjalani lima aturan tersebut?

Sumber: Entrepreneur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar