Jumat, 26 Juli 2013

Ingin Memulai Bisnis? Pertama, Temukan Mitra!

Ingin Memulai BisnisPertamaTemukan MitraKewirausahaan hampir selalu digambarkan seperti aksi kepahlawanan tunggal. Tak jarang pula yang takut bermitra dalam mendirikan usaha. Mereka umumnya khawatir kemitraan tersebut tidak berakhir dengan baik, seperti yang pernah terjadi pada Paul Allen yang tidak lagi bersahabat dengan Bill Gates. Padahal ketakutan tersebut tidak selalu terbukti.

Margaret Heffernean, pengusaha dan penulis buku Willful Blindness, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar tidak akan ada jika hanya dibangun oleh satu orang. Ia juga mengatakan bahwa setiap pengusaha memiliki momen di mana ia merasa takut untuk melangkah maju dan oleh karena itu dibutuhkan mitra yang bisa menyumbangkan ide dan memberikan semangat. Dengan cara itulah sebuah bisnis lahir.
Berikut hal-hal yang dibutuhkan agar hubungan kemitraan bisa bekerja dengan baik:

Keterampilan berbeda
Perusahaan perlengkapan selancar asal Australia, Ripcurl, didirikan oleh dua orang sahabat – Doug Warbrik dan Brian Singer – yang memutuskan untuk menjadi satu tim.
Warbrick adalah seorang pria yang detail, sedangkan Singer mengetahui segala tentang selancar. Ketika bisnis mereka membutuhkan dorongan biaya yang tingi, Singer bisa mendapatkannya. Adapun Warbrick bisa memastikan produk dihasilkan dengan baik.

Kepercayaan
Ketika Adam Lowry dan Eric Ryan memulai bisnis Method – produk pembersih rumah, mereka telah menjadi sahabat lama. Mereka sering berbagi ide tentang bisnis apa yang bisa dijalankan. Persahabatan berlangsung baik dan lama. Akhirnya mereka mendirikan perusahaannya. Mereka berdua percaya pada satu sama lain.

Keterampilan menyelesaikan masalah
Sangat penting sebelum memulai usaha, jangan terlalu berpikir siapa yang akan menjadi pemiliknya. Pikirkan saja bagaimana kita akan menyelesaikan permasalahan. Jangan menebak-nebak masalah, paparkan proses jalan keluarnya.

Keterbukaan
Heffernen mengatakan bahwa waktu, posisi, dan modal bisa berubah kapan saja. Hal tersebut tak masalah selama kita dan mitra tetap kompak.

Sepakat bekerja untuk bisnis
Ketika kita akan menciptakan sebuah bisnis, maka bosnya adalah bisnis itu sendiri, bukan kita atau mitra. Itu artinya, kita dan mitra harus sama-sama menyadari peluang untuk keluar dari bisnis jika memang sudah tidak sejalan lagi dengan bisnis itu sendiri. Jika salah satu keluar, apa itu artinya harus ada kejelasan soal kepemilikan? Ya, tapi selalu utamakan bisnis.

Sumber: Inc.com

B2B: 8 Alasan Perusahaan Membeli dari Anda

Shaking hands
Sebagai konsumen kita tidak sekadar terbujuk oleh harga saja. Kita juga digerakkan oleh benefit produk tersebut dan apa yang bisa dilakukannya untuk konsumen, dan itu salah satu alasan orang melakukan pembelian.

Nah, bagaimana cara Anda menarik pelanggan B2B (Business to Business)? Setidaknya ada delapan alasan mengapa perusahaan membeli dari perusahaan lain.

Peningkatan pendapatan
Setiap perusahaan ingin menghasilkan uang untuk mengisi kasnya, melalui penjualan  produk dan layanannya. Menurut sudut pandang penjualan, hal tersebut dapat dicapai dengan menunjukkan bagaimana produk Anda jadi lebih mudah dipasarkan oleh pelanggan Anda kepada masing-masing pelanggannya sendiri.

Pengurangan biaya
Sebuah perusahaan akan membeli kepada perusahaan Anda jika produk atau layanan Anda mampu mengurangi biaya pengeluaran-pengeluaran yang seharusnya mereka tanggung jika membuat produk atau layanan sendiri. Maka Anda harus dapat menunjukkan kepada mereka bagaimana produk Anda mereduksi biaya litbang, pembuatan, pemasaran, pengantaran, dan biaya penjualan.

Pangsa pasar
Beberapa perusahaan (terutama pemula) sering mengambil pandangan bahwa pangsa pasar lebih penting, atau sama pentingnya sebagai pendapatan saat ini atau pengurangan biaya langsung. Tunjukkan bagaimana Anda dapat membantu pelanggan meningkatkan basis pelanggan mereka.

Investasi
Manakala perekonomian dalam kondisi tak menentu, banyak perusahaan yang mengandalkan pada cadangan kas mereka. Nah, cadangan kas ini jika hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan apa-apa, maka mungkin lebih bijak jika diinvestasikan. Tak ada salahnya membeli perusahaan lain. Tentu jika hal tersebut menguntungkan.

Peningkatan kualitas
Kualitas produk yang buruk dan kehilangan layanan pelanggan dapat membuat pekerjaan menjadi mahal. Kita perlu lembur untuk melakukan berbagai perbaikan. Produk dan layanan berkualitas tinggi dapat menarik pelanggan baru. Untuk itu Anda perlu menunjukkan bagaimana perusahaan dapat membantu mereka mengurangi kesalahan.

Peningkatan pengiriman
Beberapa perusahaan menghabiskan banyak uang agar produk dan layanan mereka sampai ke tangan pelanggan mereka. Anda perlu menunjukkan berapa banyak yang dapat dihemat pelanggan bila menggunakan layanan yang disediakan perusahaan.

Pengurangan risiko
Sebagian besar perusahaan takut mengalami krisis PR atau masalah hukum. Untuk itu Anda perlu menunjukkan bagaimana perusahaan bisa membantu mereka menghilangkan potensi krisis PR atau menghindari denda, biaya hukum, dan litigasi.

Peningkatan karir
Akhirnya, perusahaan kadang-kadang membeli karena pengambil keputusan memosisikan pekerjaan lain di industri yang menjual kepada mereka. Karenanya, Anda perlu meyakinkan sang pengambil keputusan bahwa kerja sama yang ditawarkan bersifat jangka panjang.
Sumber; Inc.com

Kamis, 25 Juli 2013

Trik Usaha yang Wajib Dimiliki para Pebisnis

Marketing.co.id- Dalam berbisnis pasti punya tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Apalagi di Indonesia yang sedang menjamurnya peluang bisinis atau usaha, peluang ini tidak hanya menuntut kreatifitas saja bagi para pebisnis. Namun,  mengharuskan sebagian besar dari mereka untuk mulai menyusun beberapa strategi bisnis yang jitu guna memenangkan persaingan yang ada.

Ketatnya persaingan pasar, dan munculnya para pemain baru di berbagai penjuru negeri, membuat sebagian besar pelaku usaha di Indonesia harus siap bersaing dengan pelaku usaha lainnya guna mempertahankan eskistensi kerajaan bisnisnya.

Berikut triks usaha yang wajib dimiliki oleh para pebisnis agar bisa eksis dalam bisnisnya yang dilansir dari bisnis ukm.

1. Berani berpikir kreatif dan segera mulai melangkah.
Modal utama yang perlu dimiliki seorang entrepreneur sukses adalah berani berpikir kreatif dan mewujudkan ide-ide gila yang telah mereka ciptakan. Modal kreatif saja ternyata tidaklah cukup. Sebagai seorang pengusaha, tentunya Anda dituntut untuk segera mulai melangkah dan menemukan cara paling efektif untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi besar yang telah dicita-citakannya.

2. Mulailah dari lingkungan Anda
Tak jarang para pemula bersikap terlalu berlebihan dalam mencari sebuah ide bisnis. Mereka sering menginginkan bisnis yang bonefit, menghasilkan banyak keuntungan, namun tidak membutuhkan modal besar. Padahal, untuk menciptakan peluang bisnis yang potensial Anda bisa memulainya dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita. Contohnya saja seperti ide sang pengusaha sukses dari Grobogan yakni Rustono, yang sekarang ini berhasil menjadi juragan tempe di negara maju seperti Jepang.

3. Tetapkan biaya produksi yang proposional
Sebagai seorang pelaku usaha, tentunya Anda harus lebih jeli dalam menganggarkan biaya pengeluaran dan menyiapkan strategi pemasaran jitu untuk bisa mendatangkan penghasilan yang maksimal. Sebisa mungkin tekan biaya produksi agar harga jual yang Anda tawarkan kepada konsumen bisa terjangkau, dan keuntungan yang didapatkan semakin hari kian berlipat-lipat. Strategi inilah yang berhasil mengantarkan kesuksesan Waroeng Steak and Shake, karena dengan tagline “Bukan Steak Biasa”, sang pengusaha berusaha menawarkan menu kuliner serba steak dengan harga jual yang bersahabat dengan kantong konsumen yang rata-rata adalah para mahasiswa, pelajar, dan  masyarakat menengah ke bawah.

4. Manfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas
Perkembangan teknologi dan informasi di era serba digital seperti sekarang ini, tentunya bisa Anda manfaatkan dengan baik untuk menjangkan peluang pasar yang lebih luas. Bila sebelumnya Anda belum menjamah pasar online untuk memasarkan produk Anda, maka tidak ada salahnya bila mulai sekarang Anda mengoptimalkan penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, blog, website, dan lain sebagainya untuk mengurangi besarnya biaya iklan offline yang semakin tinggi serta menjangkau calon konsumen di berbagai belahan dunia.

5. Terus kembangkan brand Anda
Tak bisa kita pungkiri bila kekuatan sebuah brand masih sangat penting dalam mengembangkan sebuah usaha. Oleh karena itu, terus hidupkan brand bisnis Anda dan jagalah reputasinya agar semakin dikenal banyak orang dan disukai para pelanggan. Untuk menjalankan strategi tersebut, Anda bisa melengkapi profil perusahaan Anda dengan sejarah singkat mengenai pendirian usaha maupun kisah dibalik pembuatan produk unggulan yang menjadi brand utama bisnis Anda.

6. Tumbuhkan bakat berwirausaha
Setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses apabila mereka mau dan mampu menumbuhkan bakat wirausaha yang ada dalam diri mereka. Berbekal niat, semangat, dan tekad yang cukup kuat, setiap orang bisa mendapatkan ilmu dan ketrampilan khusus tentang wirausaha melalui buku-buku atau majalah bisnis yang beredar di pasaran, mengakses informasi dari media internet, maupun bergaul dengan para pengusaha sukses yang bisa memotivasi diri Anda untuk terus maju dan merintis sebuah usaha.

7. Siap menghadapi berbagai resiko
Ketika menjalankan sebuah usaha, hadirnya sebuah hambatan, tantangan, maupun berbagai kendala yang muncul di tengah perjalanan usaha, menjadi salah satu resiko yang harus dihadapi para pelakunya. Karenanya, untuk menghadapi resiko tersebut, pastikan bahwa semua perencanaan bisnis Anda sudah dipersiapkan dengan matang agar munculnya sebuah resiko bisa diminimalisir sekecil mungkin.(HN)

Pasar ABG Pemasaran ABG

Menurut survei yang dilakukan di negara barat mulai pada tahun 2006, didapat kesimpulan bahwa remaja menghabiskan uang terutama untuk makanan, fashion, perawatan diri, hiburan, lalu barulah kebutuhan lainnya.  Diprediksi juga, bahwa pengeluaran mereka akan meningkat pada masa-masa kedepan, walaupun jumlah populasinya tidak meningkat terlalu pesat.

Dimanakah para remaja tersebut menghabiskan uangnya?  Ternyata kebanyakan dari mereka menghabiskan pengeluarannya secara online.  Pengeluaran secara online ini tentunya akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, karena para remaja menganggap internet sebagai sumber hiburan mereka yang utama.

Walaupun data-datanya sudah jelas, para marketer tetap perlu terus mencari cara untuk melakukan marketing untuk pasar yang dinamis dan sulit diduga arah kedepannya ini.  Cara yang paling jitu adalah mewawancarai mereka secara langsung dengan mengambil rentang umur antara 14 sampai 24 tahun ini.  Selain fokus pada remaja itu sendiri, para marketer juga tidak boleh melupakan pengaruh dari orang tua mereka.

Brand juga berpengaruh besar pada para remaja ini.  Beberapa remaja setia atau loyal pada brand yang sudah lama mereka sukai.  Namun kebanyakan dari mereka mampu untuk berpindah secara cepat ke brand lain bila memang ada brand lain yang lebih baik.  Jadi kesetiaan mereka terhadap brand boleh dibilang tidak tinggi.

Kecenderungan mereka untuk coba-coba juga lebih tinggi karena mereka termasuk dalam pasar yang mempunyai sifat cepat bosan.  Hal ini sebenarnya juga memberikan peluang pada brand lain dalam persaingan yang ada, sekaligus menantang brand yang sudah unggul agar tetap bisa meningkatkan atau mempertahankan posisinya.

Mereka cukup sadar dan sudah mempunyai kesadaran bahwa brand hanyalah rekaan atau ciptaan dari para marketer untuk mendapatkan uang atau profit.  Tetapi bila anda mampu menawarkan sesuatu yang unik dengan value yang cocok pada tren dunia remaja, maka profit besar sudah di depan mata.

Mereka akan merespons kepada brand yang dapat merefleksikan lifestyle mereka, menawarkan inovasi, kreatifitas, dan mempunyai tingkat style yang tinggi.  Brand harus berupaya menawarkan kebebasan, menciptakan relationship secara konsisten, mampu berdialog secara personal, dan yang lebih penting lagi adalah biarkan para remaja yang menentukan trend-nya atau arah kedepannya nanti.  Beberapa brand yang berhasil yang bisa dijadikan contoh adalah iPod, Friendster, YouTube, Facebook.

Efektivitas Promosi Ditentukan 6 M

Handi_Irawan_PromotionMarketing.co.id - Di tengah derasnya arus informasi yang menjejali isi kepala konsumen, para marketer dituntut lebih jeli melihat situasi sebelum melakukan promosi. Setidaknya ada enam tantangan bagi marketer dalam melakukan promosi di zaman sekarang, yang kemudian dikenal pula dengan sebutan “6 M”. Apa saja 6 M itu?

Siapa pun yang menjalankan promosi, pasti sering berhadapan dengan situasi yang bisa disebut sebagai situasi clutter. Clutter dapat diibaratkan Anda berteriak di lapangan yang di sekelilingnya banyak orang berteriak pula, akibatnya suara Anda sulit terdengar.

Sama halnya dengan promosi, bila masuk ke fresh market, mungkin tidak sulit. Namun, bagaimana bila pasarnya sudah crowded, situasi clutter akan Anda hadapi.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pengamat marketing dari Frontier Consulting Group, Handi Irawan D., membeberkan enam tantangan dalam melakukan promosi yang harus diatasi sekarang ini, bila ingin memecah clutter.

Pertama, market. Dewasa ini, perilaku konsumen kian majemuk. Perusahaan tidak cukup menyandarkan segmentasi dari satu atau dua kriteria saja, tetapi harus lebih masuk ke dalam, misal ke segi lifestyle, hobi, dan lain-lain. Akibat target market yang kurang jelas, alhasil banyak bujet promosi yang terbuang sia-sia.

Selain kurang spesifik memetakan target market, perusahaan juga sering mengabaikan mission. “Bila objektifnya tidak jelas, bagaimana promosi mau berhasil?” kata Handi.

Baiknya, sadari dulu misi dan hal yang ingin dicapai. Apakah ingin meraih awareness, menggali exposure, sales, dan lain-lain. Dan ini harus dilakukan secara bertahap, tidak bisa sekaligus.

Persoalan berikutnya, menentukan message. Di era baru seperti sekarang ini, komunikasi sudah berlangsung dua arah. Perusahaan tidak bisa lagi mendikte konsumen, karena zamannya sudah user generate content. Jadi, sebelum membuat message, perusahaan harus mengubah mindset dulu. Kemudian, perhatikan siapa audiensnya. Lihat kultur budaya audiens (konsumen), psikologis, perilaku umum, dan lain-lain. “Intinya jangan menyamaratakan konsumen,” tandas Handi.
promotionSelanjutnya, channel. Pilih channel yang sesuai tipikal konsumen. Dan perlu diingat bahwa promosi yang baik adalah yang mampu melibatkan konsumen. Misal, mengajak mereka untuk mengirimkan SMS lewat program acara TV yang kita sponsori, men-tweet, atau sekadar menulis quote di Facebook.

Masih berhubungan dengan channel, tantangan yang keempat berbicara mengenai media. Saat ini, kehadiran media digital turut memperkaya channel promosi. Contoh, media sosial, selain untuk chatting sering dimanfaatkan pula untuk campaign, bahkan tidak sedikit yang menggunakannya sebagai media customer service.

Permasalahannya, banyak perusahaan yang menggunakan media digital karena “latah”. Mereka tidak memahami bahwa tidak semua konsumen “melek” dengan media ini. Jadi, sebaiknya fokuslah pada target market yang dituju, pelajari perilaku mereka, lalu pilihlah media yang sesuai.

Kelima adalah money. Selama ini, perusahaan sering salah kaprah dalam menganggarkan bujet promosi. Umumnya mereka mengacu pada persentase yang dijatah. Ini merupakan hal yang salah.

Yang benar adalah tentukan dulu objek yang ingin dicapai, dengan cara apa kita menggapainya, barulah bujet dianggarkan. Maka jangan heran bila banyak promosi yang gagal karena bujetnya terlalu ketat.

Hal yang terakhir yang kerap menjadi tantangan terbesar bagi para marketer ialah measurement, atau pengukuran. Di antara marketing mix yang lain, “P” yang paling complicated dalam pengukuran yaitu promosi, lantaran variabel yang harus diuji cukup banyak.

Bila promosi diberlakukan untuk jangka pendek seperti trade promo, mengukurnya mungkin tidak sulit, lihat saja dampaknya terhadap sales. Sementara kalau itu ditujukan untuk jangka panjang, seperti meraih awareness, top of mind, dan lain-lain, tentunya banyak sisi yang harus dipertimbangkan.

Memang kini banyak metode pengukuran yang bisa dipakai, salah satunya Advertising 2.0. “Ini metode yang bagus, tetapi sulit diterima di dunia praktis,” tandas Handi. Karena metode ini mengukur faktor-faktor yang memengaruhi setiap variabel. Dengan begitu membutuhkan data yang lengkap dan memakan waktu yang lama.

Namun sekarang, efektivitas promosi bisa diukur minimal dari media digital. Semisal Anda ingin meraih brand awareness, cara mengukurnya adalah melihat jumlah user yang membicarakan brand Anda di media sosial atau forum online, hingga yang rela menjadi influencer. Dari situ sudah terlihat, apakah upaya promosi Anda berhasil atau tidak.

Menutup pembicaraan soal enam tantangan berpromosi, Handi berujar bahwa pasar semakin dinamis, cara terbaik untuk melakukan promosi adalah menyesuaikan diri dan terbuka terhadap perubahan.

Bila ingin promosi Anda sukses di tengah derasnya arus digitalisasi sekarang, selain media promosi konvensional, media lain seperti media sosial dan media digital lain wajib dilirik.

“Dengan market yang spesifik, ditunjang message yang unik dan media yang interaktif serta pengukuran yang benar, dipastikan upaya promosi Anda tidak akan berjalan sia-sia,” pungkas Handi.

3 Tips Memuaskan dan Membuat Konsumen Terkesan

3 Tips Memuaskan dan Membuat Konsumen TerkesanBerdasarkan riset Dimensional Research di Sunnyvale, California, kini keputusan pembelian cenderung dibuat tidak lagi berdasarkan brand loyalty. Konsumen kini cenderung memilih perusahaan atau merek yang menyediakan layanan pelanggan yang baik. Layanan pelanggan adalah faktor paling penting yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penentu kepercayaan konsumen.
Membuat tolok ukur untuk layanan pelanggan selalu menjadi sebuah tantangan. Kini, ada banyak cara konsumen bisa menggapai produk. Tapi para pengusaha pemula bisa lebih mendapatkan penghargaan ketika mereka tahu bagaimana memuaskan konsumen dengan layanan prima.
Berikut tiga cara yang bisa kita lakukan untuk memuaskan dan membuat konsumen terkesan:
Buat ekspektasi lebih awal
Konsumen mudah frustrasi ketika pertanyaan mereka tidak dijawab atau masalah mereka terlalu lama untuk diatasi. Sumber utama yang membuat frutrasi konsumen adalah ketidakpastian waktu kapan masalah mereka akan diatasi. Oleh karena itu, buatlah ekspektasi. Bagaimana caranya? Ketika pelanggan melayangkan pertanyaan atau komplain masalah, segera beritahu mereka bahwa kita menerima catatan mereka. Katakan pula berapa lama waktu yang biasanya kita butuhkan untuk merespon masalahnya.
Satu orang agen layanan konsumen untuk satu percakapan
Pelanggan menjadi frustrasi ketika mereka dilempar dari satu salesperson ke salesperson lainnya. Ketika hal ini terjadi, pelanggan berasumsi bahwa mereka nantinya akan mendapatkan layanan pelanggan yang kurang bagus. Dalam banyak kasus asumsi tersebut menjadi kenyataan. Nyatanya berdasarkan hasil studi diketahui 72% responden menyalahkan pengalaman layanan pelanggan yang buruk karena mereka harus menjelaskan masalah mereka ke banyak orang.
Biasanya perusahaan perintis mengizinkan agen layanan pelanggannya untuk melayani pelanggan manapun. Sayangnya terkadang, sebuah masalah tak dapat dipecahkan tanpa bantuan dari pihak tertentu misalnya dari engineering atau akuntan. Dalam kasus tersebut agen layanan konsumen yang menerima komunikasi pertama kali dengan konsumen harus tetap mengambil alih percakapan sampai pelanggan puas meskipun mendapatkan bantuan dari pihak lain untuk mengatasi masalahnya.
Segera atasi masalah
Pelanggan tentu senang jika pertanyaan atau masalah mereka terjawab dengan segera. Berdasarkan hasil riset 69% responden mengaitkan pengalaman layanan pelanggan mereka yang baik dengan pemecahan masalah yang cepat. Kita bisa melakukan ini dengan menawarkan titik kontak misalnya melalui layanan telpon toll-free dan live chat.
Perusahaan perintis yang sukses melakukan segalanya untuk membuat pelanggan bahagia. Kami tunggu komentar dan cerita pengalaman Anda di kolom komentar.

Sumber: Entrepreneur

Jumat, 12 Juli 2013

Waktu Terbaik dan Terburuk Untuk Posting di Media Sosial



social-media-times
Kapan waktu terbaik untuk posting di media sosial? Mungkin itu pertanyaan bernilai jutaan dolar yang sering ditanyakan oleh para manajer media sosial.
Waktu optimal untuk memperbarui halaman Facebook atau papan Pinterest bisa saja bervariasi tergantung audience. Social Caffeine membuat sebuah infografik yang memberikan informasi kapan waktu terbaik dan terburuk untuk mem-posting di jejaring media sosial.
Berikut info waktu terbaik dan terburuk dari berbagai media sosial:
Facebook: Traffic tinggi antara jam 9.00 dan jam 16.00
Waktu terbaik: 13.00-16.00
Waktu terburuk: 20.00-08.00
Pinterest: Sabtu pagi adalah waktu terbaik untuk mem-posting
Waktu terbaik: 14.00-16.00 atau 20.00-01.00
Waktu terburuk: 17.00-19.00
LinkedIn: Waktu terbaik sebelum atau setelah jam kerja
Waktu terbaik: 07.00-09.00 atau 17.00-18.00
Waktu terburuk: 22.00-06.00
Google+: Traffic tertinggi saat jam kerja
Waktu terbaik: 09.00-11.00
Waktu terburuk: 18.00-20.00
Twitter: Waktu sibuk dari hari Senin hingga Jumat
Waktu terbaik: 13.00-15.00
Waktu terburuk: 20.00-09.00
Sudah kah Anda mem-posting di waktu terbaik?

Sumber: Entrepreneur

Perubahan Experiential Marketing Dalam Dunia Digital



Perubahan Experential Marketing Dalam Dunia Digital
Dulu experiential marketing bisa jadi digambarkan seperti kegiatan brand ambassador membagikan sampel sebuah produk kepada calon konsumennya. Kini dengan bangkitnya teknologi sosial-lokal-mobile (SoLoMo), persepsi industri dan konsumen tentang experiential marketing tersebut telah berubah.
Perubahan ini terjadi karena makin banyaknya merek yang mengenali kebutuhan untuk mengombinasikan teknologi digital dan pengalaman personal untuk terhubung dengan konsumen secara efektif.
Banyak merek kini merasakan pengalaman emosi dan fisik membantu hubungan dunia online dan offline dengan konsumen serta membangun loyalitas dan kepercayaan konsumen – sesuatu yang benar-benar tidak terjadi sebelum adanya gelombang digital.
Berikut perubahan experiential marketing yang terjadi:
Konsumen baru berkuasa. Integrasi sosial, lokal, dan mobile telah memungkinkan konsumen untuk mengambil kendali pengalaman dengan merek dan memberikan peluang untuk berbagi pengalaman mereka dalam kanal sosial. Check-ins, hashtag, likes, dan lainnya telah menjadi standar de facto bagi banyak pengalaman merek dan jalan bagi promosi gerai.
Banyak merek yang telah menyetir awareness, buzz, bahkan promosi serta CRM ke dalam kehidupan konsumen melalui kecerdasan integrasi teknologi digital, mobile, dan sosial ke dalam bisnis gerai mereka.
Pengalaman merek di masa kini juga berbeda dengan di masa lalu karena teknologi digital memungkinkan konsumen untuk berinteraksi dengan merek dengan cara yang berbeda.
Spam email untuk promosi telah berhenti. Experiential marketing yang dulu harus berjuang untuk meyakinkan konsumen untuk membawa kehidupan mobile atau digital mereka ke dalam pengalaman merek. Orang-orang ingin menghindari bombardir spam email dari merek sehinga mereka enggan untuk berbagi alamat email. Kini, merek menjadi lebih pintar dalam menggapai konsumen target dan brand spamming telah berkurang.
Perubahan dalam perilaku merek ini mendorong konsumen untuk berbagi informasi di kanal sosial selama pengalaman berlangsung. Orang-orang kini kurang peduli tentang pelanggaran privasi yang dilakukan merek karena mereka terlibat dengan merek yang mereka percayai. Dengan begitu pengalaman yang diberikan semakin kaya dan dinamis.
Experiential marketing bisa dilakukan dari satu orang ke satu orang lain atau dari satu orang ke banyak orang. Merek yang menciptakan pengalaman yang memungkinkan konsumen untuk berinteraksi secara digital dan sosial akan sukses dalam jangka panjang.
The Nike FuelBand adalah contoh yang bagus untuk hal ini. Produk gelang pencatat aktivitas dari merek Nike  ini memungkinkan penggunanya menetapkan tujuan dan melacak progres mereka sendiri. Tapi pada saat yang sama produk tersebut memberikan penggunanya peluang untuk berbagi update dan sukses bahkan memungkinkan mereka berkompetisi dan berkolaborasi dengan teman-teman di ruang sosial.
Secara keseluruhan, ketika merek mencoba membangun hubungan dengan konsumen, sebuah rencana sederhana tetaplah rencana terbaik. Experiential marketers harus menempatkan diri mereka di posisi konsumen untuk memahami proses interaksi dan emosi konsumen yang mereka bangun.

Sumber: Fastcocreate

Memasarkan Emosi Pelanggan

Memasarkan Emosi Pelanggan Sebuah elemen pemasaran yang banyak diabaikan oleh para pengusaha adalah hubungan emosional.

Jim Joseph, Presiden agensi Cohn & Wolf, memaparkan pentingnya kita membangun hubungan yang lebih dalam secara emosional daripada sekadar memasarkan produk melalui tulisannya yang berjudul Connecting With Customer: How to Market to Their Emotions.

Menurut Joseph kita cenderung memfokuskan energi kita bagi fitur bisnis – dari harga, klaim produk, hingga timetables. Sayangnya elemen rasional tersebut tidak membuat banyak perbedaan antara kita dan kompetitor. Elemen rasional tersebut juga tidak membantu kita membentuk suatu hubungan dengan pelanggan.

Keuntungan emosional yang kita tawarkanlah yang membuat perusahaan kita spesial: mengubah bisnis menjadi sebuah merek.

Ambil contoh misalnya kategori deterjen. Secara virtual setiap produk di pasar menawarkan inti keuntungan yang sama yaitu membersihkan, memutihkan, membuat berkilau, dan menghilangkan noda. Banyak dari merek deterjen memiliki formula dasar yang sama sehingga sulit bagi konsumen untuk membedakannya. Merek-merek deterjen tersebut berkompetisi dengan fitur inti yang sama.

Coba pikirkan beberapa menit bagaimana kita memilih produk-produk tersebut. Menurut Joseph, produk yang kita pilih bukanlah sebuah fitur, tapi sebuah merek. Mengapa disebut merek? Karena menurutnya kepercayaan, loyalitas, dan rekomendasilah yang membuat suatu produk terpilih disebut sebuah merek.

Itulah keuntungan emosional. Keuntungan emosional lah yang telah mengubah produk menjadi merek. Pelanggan memiliki hubungan bukan dengan produk, tetapi merek.

Sebagai pengusaha, kita bisa melakukan hal yang sama bagi bisnis kecil kita. Kita memang harus menyeleksi fitur dan keuntungan produk yang kita jual, tapi penting juga kita menawarkan keuntungan emosional jika kita ingin membuat merek yang dipercaya dan direkomendasikan orang-orang.

Katakanlah kita menjalankan bisnis restoran. Para pelanggan tahu bahwa mereka bisa mendapatkan tawaran spesial dan makanan lezat dari restoran kita. Tapi, apa yang bisa mereka dapatkan dari restoran kita tapi tidak didapatkan dari restoran lain? Perasaan seperti berada di rumah, dikelilingi tetangga, kenyamanan, dan perasaan diperhatikan bisa jadi itu yang mungkin mereka cari.

Itulah keuntungan emosional. Itulah yang membuat pelanggan memilih kita dibanding kompetitor. Berbicara dengan pelanggan setia bisa menjadi awal untuk mencari ketertarikan emosional. Lakukan juga observasi tentang apa yang kompetitor katakan pada pelanggan mereka. Cara tersebut bisa memberi kita ide bagaimana menciptakan pesan merek kita.
Sumber: entrepreneur

Tips Menumbuhkan Koneksi Profesional Secara Efektif

Tips Menumbuhkan Koneksi Profesional Secara EfektifSeperti halnya tanaman di kebun yang membutuhkan perawatan, koneksi yang kita buat juga membutuhkan perawatan. Semakin luas koneksi yang kita miliki, semakin sedikit waktu yang bisa kita luangkan untuk itu. Oleh karena itu, kita harus bisa menentukan berapa jumlah optimum koneksi yang kita bisa pegang.
Hasil penelitian University College, London, mengatakan bahwa kapasitas kognitif kita hanya dapat menangani tidak lebih dari 150 hingga 250 koneksi. Untuk mengelola koneksi lebih dari itu, kita harus meminta bantuan orang lain bahkan membangun sebuah organisasi yang dikelola oleh orang-orang yang memadai.
Berikut tips menumbuhkan koneksi profesional secara efektif.

Tabur benih dengan strategis. Jangan habiskan waktu kita hanya bersama beberapa teman dekat. Berdasarkan hasil studi yang dicantumkan di dalam Journal of Business Venturing mengatakan bahwa hubungan yang paling baik dalam konteks kewirausahaan yaitu hubungan yang dekat, tapi tak terlalu dekat.

Jembatani koneksi. Koneksi kita sebenarnya berasal dari beberapa komponen, misalnya  koneksi dari tempat kerja, sekolah, tetangga, dan sebagainya. Kita berperan sebagai inti dari beberapa koneksi jika kita berperan sebagai perantara perkenalan orang-orang yang berada dalam jangkauan koneksi kita.
Tips Menumbuhkan Koneksi Profesional Secara EfektifPeran tersebut memiliki kelebihan tentunya. Kemampuan membawa orang-orang masuk ke dalam berbagai jaringan adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh pengusaha. Semakin banyak peran kita dalam menjembatani koneksi, semakin baik peluang kita untuk mendapatkan bantuan ketika diperlukan.

Pertimbangkan variasi, bukan kuantitas. Kita tentu ingin memiliki koneksi dengan mereka yang menawarkan hal-hal unik, misalnya dalam hal pengetahuan, keterampilan, atau hiburan.

Tahap pertama dalam membangun jaringan adalah mengidentifikasi keterampilan unik yang kita miliki dan temukan orang-orang dengan keterampilan berbeda namun melengkapi.

Tentu kita ingin mendapatkan informasi dan sumber yang berbeda, tapi kita juga tak ingin berhubungan dengan orang-orang tidak memiliki kesamaan sama sekali dengan kita karena itu akan membuat hubungan menjadi sulit.

Hal yang juga perlu diingat adalah dalam memelihara koneksi penting bagi kita untuk memperhatikan kebutuhan orang-orang dan tahu bagaimana cara meninggalkan kesan baik pada mereka.
Sumber: Entrepreneur

Farmstacker: Bisnis Pertanian Minim Modal

Farmstacker Bisnis Pertanian Minim Modal Mungkin beberapa dari kita punya mimpi membangun sebuah lahan pertanian – termasuk peternakan dan perikanan – yang menghasilkan pangan sehari-hari dan menjadi sebuah bisnis. Tapi bisnis di bidang pertanian rumit karena modalnya besar, sedangkan pengembalian modal tidak tentu.

Untuk itulah Farmstacker ingin membantu. Farmstacker adalah perusahaan pertanian yang menjadi pemenang acara Hack//Meat yang di Palo Alto. Tujuan perusahaan ini adalah untuk menghubungkan para petani muda dengan sebidang lahan yang memungkinkan mereka mengurangi modal awal dan memberikan petani pemilik pemasukan ekstra. Di Indonesia, model pertanian ini disebut dengan plasma.

Ide Farmstacker berasal dari Co-founder Kevin Watt yang menyewa lahan peternakan di Pescadero, California. Ia memiliki bisnis peternakan bagus yang ia klaim menguntungkan sejak hari pertama beroperasi karena ia tak perlu mengeluarkan modal besar untuk membeli tanah.

Sementara itu, pemilik Leftcoast Grassfed senang karena Watt membayar sewa untuk tanah petani yang sedang mengaggur dan ayam-ayam milik Watt mempersubur lahan. “Mereka mendapatkan uang sewa ekstra dan juga ayam-ayam kami yang menyuburkan lahan,” ujar Watt.

Pada dasarnya, Watt dan empat orang mitranya berharap bisa menerapkan model yang sama bagi para petani muda dengan menggunakan lahan tidur dan bahkan lahan umum yang mungkin digunakan. “Jika petani muda kita hanya mencari lahan dengan cara tradisional yang mana mereka memiliki kendali penuh terhadap lahan, maka kita kehilangan banyak peluang agar petani bisa terlibat dalam operasi dan menghasilkan produk komplementer,” ujar Watt.
Meskipun tim Farmstacker memenangkan hadiah uang tunai dan layanan dari Hack//Meat, mereka masih harus membangun sebuah situs web untuk menemukan para petani yang ingin berpartisipasi.

Farmstacker bukanlah satu-satunya perusahaan yang memiliki ide hebat di Hack//Meat. Ada Cow Share With Us yang memungkinkan orang-orang bersama-sama membeli hewan peternakan. Perusahaan tersebut juga memenangkan hadiah. Buyotic, perusahaan yang membantu orang-orang untuk membeli ayam bebas antibiotik, memenangkan penghargaan sosial.

Belajar dari Farmstacker yang berbasis dan beroperasi di Amerika Serikat, model bisnis pertanian seperti ini berpotensi untuk di kembangkan di Indonesia yang merupakan negara agraris. Seperti yang telah dilakukan oleh CV Handayani Cemerlangsocial entrepreneur yang membidangi usaha perikanan dan bisnis kreatif berbasis di Gunung Kidul, Yogyakarta. Nah, tinggal kemauan para petani muda Indonesia untuk mengembangkan potensi lahan dan komoditas yang sesuai dengan keinginan pasar.

Sumber: Fastcoexist| Gambar: Fastcoexist

8 Pelajaran Penting Bagi Pengusaha Untuk Membangun Kepercayaan

8 Pelajaran Penting Bagi Pengusaha Untuk Membangun KepercayaanSalah satu realita kejam yang harus dipelajari oleh para pengusaha adalah bahwa sebagian besar hal-hal penting yang mempengaruhi kesuksesan para pengusaha berada di luar kendali mereka. Hanya karena kita memimpikan dan membangun kesuksesan, bukan berarti kesuksesan pasti akan datang.
Kesuksesan di sini tak hanya mencakup pelanggan, tetapi juga investor, mitra, anggota tim, dan bahkan keluarga kita. Mereka tidak akan datang jika mereka tidak mempercayai kita.

Martin Zwilling, Pendiri dan CEO Startup Professionals, mengatakan bahwa kepercayaan adalah perangkat paling kuat yang bisa dikendalikan oleh para pengusaha. Berikut sepuluh pelajaran bagi para pengusaha dalam membangun kepercayaan.

Jadilah seorang yang dipercaya sebelum memulai bisnis. Mencari orang-orang yang bisa dipercaya dan menguji siapa yang bisa dipercaya adalah sulit. Oleh karena itu, sebagai langkah awal jadilah orang yang bisa dipercaya. Dengan begitu para pebisnis lain yang bisa kita percaya akan tertarik kepada kita.

Tepati janji kepada diri sendiri dan orang lain. Tanda paling jelas dari seseorang yang bisa dipercaya adalah ia menepati janji kepada diri sendiri dan orang lain tak peduli seberapa kecil janji tersebut. Menepati janji pada diri sendiri sangat berkaitan dengan will power dan kendali diri. Elemen tersebut sangat penting untuk menjadi pebisnis terpercaya.

Keinginan berkomitmen. Salah satu siasat orang yang sangat tidak bisa diandalkan adalah menolak untuk membuat janji. Dengan begitu ia tidak khawatir akan melanggarnya. Orang-orang akan mengenali strategi itu secepatnya dan akan melabelinya sebagai orang yang tidak dapat diandalkan, ragu-ragu, dan tak dapat dipercaya.

Jaga personal brand. Sebagai pebisnis pemula, status sebagai pebisnis adalah sebuah brand atau merek. Ketika akan mengambil keputusan biasakan untuk bertanya, “Bagaimana keputusan ini mempengaruhi personal brand saya?” Segala hal yang kita lakukan maupun yang tidak, mempengaruhi personal brand, dan seiring itu sifat dapat dipercaya dari diri kita adalah aset yang paling berharga.

Hindari komitmen tak jelas. Tak ada yang merusak kepercayaan lebih cepat daripada komitmen yang ambigu. Misalnya melalui kata-kata seperti “Akan saya usahakan” atau “Saya lakukan yang terbaik”. Kata-kata itu terdengar sebagai upaya untuk lolos dari keharusan membuat janji sekaligus mengantisipasi kegagalan.

Memformalkan perjanjian bisnis. Sederhananya, buatlah perjanjian bisnis menjadi praktik standar dalam bisnis dengan membuat perjanjian tertulis antara mitra dan vendor, transaksi pelanggan, dan proses internal.

Jangan membuat orang-orang bertanya. Jika kita membuat orang-orang bertanya tentang komitmen, maka kita telah kehilangan sebagian kredibilitas. Tak ada yang bisa membangun kepercayaan lebih baik daripada mengerjakan kewajiban kita dan menyampaikannya kepada mereka tanpa harus ditanya.

Komunikasi, komunikasi, komunikasi. Tak ada orang yang bisa mengantisipasi risiko dan menepati semua janji, tapi tak ada pengecualian untuk kegagalan berkomunikasi ketika masih ada peluang yang muncul. Kurangnya komunikasi membuat orang lain berpikir kita tak punya niat untuk menepati janji.

Sumber: Forbes

8 Kesalahan Pengusaha Ketika Mengajukan Penawaran pada Investor



8 Kesalahan Pengusaha Ketika Mengajukan Penawaran pada Investor
Bagi para pengusaha start-up, mencari investor yang serius tidaklah mudah. Rick Frasch, mantan VP Business Development dan Legal Affairs di Globitech, Inc. dan pengusaha di bidang keuangan, berbagi pengalaman delapan kesalahan pengusaha – terutama start-up – ketika mengajukan penawaran pada investor.
Penawaran kilat lebih dari 1 menit
Jika penawaran kilat (elevator pitch) kita lebih dari satu menit, kita akan mengalami kesulitan memiliki waktu untuk mendapatkan uang karena tidak akan cukup waktu untuk menyusun kasus investasi yang menarik. Peluang seperti ini mungkin saja muncul saat di elevator, pesta koktail, atau saat berbicara dengan kolega kawan kita. Jadi, pastikan penawaran berlangsung singkat, to the point, dan menampilkan pengetahuan kita.
Presentasi PowerPoint terlalu panjang
Investor profesional tidak memiliki rentang perhatian yang panjang. Alasannya bukan karena mereka menderita gangguan hiperaktivitas, tapi karena mereka perlu mempertimbangkan, mengevaluasi, dan memilih dari sekian banyak proposal start-up dan 30 menit waktu yang diluangkan adalah harapan kita untuk mempresentasikan proposal.
Rangkuman eksekutif yang tidak ditulis dengan baik
Pada akhirnya, kunci untuk mendapatkan uang adalah rangkuman proposal yang ditulis secara matang. Jadi, kita harus meluangkan waktu khusus untuk membuat draft rangkuman yang koheren dan persuasif yang mencakup:
  • Masalah yang akan diatasi
  • Ukuran pasar yang dituju
  • Keuntungan kompetitif berkelanjutan
  • Rincian biaya yang didukung oleh asumsi realistis dan terperinci serta proyeksi.
  • Gambaran tim manajemen
  • Gambaran cara investor mendapatkan uang

Mengabaikan strategi realistis mendapatkan uang bagi investor
Berbeda dengan pengusaha yang terbiasa dengan istilah ‘proses’, para investor cenderung ingin mendapatkan hasil investasinya dalam rentang waktu sedang hingga singkat.
Banyak pengusaha tidak pernah menyampaikan kebutuhan dasar para investor tersebut dalam presentasi PowerPoint atau ringkasan rencana bisnisnya. Untuk menghindari kesalahan tersebut, kita harus bersiap untuk menjawab pertanyaan investor tentang bagaimana investasi mereka menghasilkan uang.

Meminta perjanjian non-disclosure
Hampir semua pengusaha yakin bahwa ide bisnis mereka akan menghasilkan kekayaan dan berisiko dicuri oleh investor tak bertanggung jawab. Untuk mencegah itu, tak jarang mereka meminta investor potensial untuk menandatangani perjanjian non-disclosure.

Sayangnya, para investor tidak setuju dengan cara itu kecuali ide pengusaha tersebut atas perintah perusahaan raksasa seperti Google. Para investor tentu tahu mereka kemungkinan akan menemukan ide yang sama keluar dari pengusaha startup lainnya di masa yang akan datang. Konsekuensinya, mereka tidak bisa menandatangani dokumen yang bisa saja menuntut mereka di masa mendatang.

Menyerahkan proposal tanpa ada referensi
Mendapatkan uang dari investor adalah persoalan membangun kredibilitas. Jangan harap dengan mengirimkan email masal berisi proposal ke perusahaan investor, mereka akan serta merta membacanya. Satu-satunya hal yang membuat mereka mau membuka dan membaca email proposal adalah karena ada seseorang atau kolega yang mengatakan bahwa proposal tersebut patut dibaca. Jadi, bagi start-up pastikan memiliki referensi ketika menyerahkan proposal.

Mendiskusikan nilai terlalu dini dalam negosiasi
Jangan terburu-buru mendiskusikan nilai dan harga sehingga merusak proses negosiasi. Jika memang investor mulai melihat perusahaan start-up kita memiliki peluang, mereka yang akan memulai pembicaraan tersebut.

Gagal mendengarkan
Dalam proses mendapatkan uang, kita harus melepaskan ego kita. Investor akan mengajukan banyak pertanyaan kepada kita. Tak jarang mereka menyarankan kita untuk mengubah model bisnis yang diajukan. Dengarkan dan pertimbangkan semua pertanyaan dan saran dari para investor, jangan menolaknya mentah-mentah karena hanya akan membuat investor yakin untuk berpaling.
Sumber: Forbes

Kamis, 11 Juli 2013

Sains di Balik Warna Dalam Pemasaran

Mengapa Facebook berwarna biru? Berdasarkan The New Yorker, alasannya sederhana yaitu karena Mark Zuckerberg buta warna merah-hijau. Biru adalah warna terbaik yang bisa dilihat oleh Mark. Tapi itu kasus pada Facebook. Ada banyak contoh tentang bagaimana warna sebenarnya mempengaruhi purchasing decision.
Penglihatan adalah pancaindra yang berkembang paling kuat pada sebagian manusia. Oleh karena  itu, wajar jika 90% pertimbangan konsumen untuk mencoba sebuah produk ditentukan oleh warna.
Jadi, bagaimana warna mempengaruhi kita dan apa sains warna dalam pemasaran? Leo Widrich, Co-Founder Buffer – perusahaan perintis aplikasi – berbagi hasil penelitiannya tentang warna dalam pemasaran.
Ketika kita merasa ingin membeli sesuatu, warna bisa menjadi faktor pemicu. Perusahaan analisis KISSmetric membuat sebuah infografik tentang bagaimana warna mempengaruhi pembelian.
Misalnya, warna hijau bagi sebagian orang merupakan warna yang menenangkan. Warna ini cenderung memberikan sugesti pembelian terasa mudah. Warna hitam memberikan kesan kuat dan mewah. Umumnya produk mewah menggunakan warna hitam.
info grafik warna
Meningkatkan pemasaran dengan menggunakan warna yang lebih baik.
Berdasarkan KISSmetric, wanita dan pria ternyata mempunyai preferensi warna yang berbeda. Bagi para pencipta aplikasi atau pemilik situs web yang menargetkan konsumen wanita coba gunakan warna biru, ungu, dan hijau karena warna-warna tersebut disukai oleh wanita. Adapun pria lebih tertarik dengan warna biru, hijau, dan hitam.
Targeting weomen
Targeting menDalam percobaan lain, HubSpot – perusahaan software pemasaran – ingin mengetahui apakah mengganti warna tombol akan membuat rata-rata konversi berubah.  Mereka menggunakan dua warna, merah dan hijau, secara bergantian dan menebak apa yang terjadi.
Warna hijau berkonotasi ‘alami’ dan ‘lingkungan’. Warna merah sebaliknya, memberikan komunikasi terkesan bersemangat, berhasrat, dan memberikan kesan ‘peringatan’. Merah juga warna yang menarik bagi mata.
HubSpotHasilnya, tombol warna merah mengungguli sebanyak 21% dari tombol warna hijau. Artinya, ada sebanyak 21% lebih orang-orang mengklik tombol berwarna merah daripada hijau. Perlu dicatat, perubahan yang dilakukan hanyalah pada warna tombol, sedangkan konten tetap sama. Jadi, dalam percobaan tersebut warna memang menjadi faktor penentu perubahan.
Hasil percobaan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain mungkin berbeda. Generalisasi dalam hal ini sulit dibuat. Apapun perubahan yang terjadi, perlakukan fakta tersebut sebagai hipotesis dan lihat apakah hasil percobaan mendukung ide-ide kita.

Sumber: Fast Company

Infografik: 10 Faktor Teratas yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Berdasarkan Yahoo!, diketahui 62% pembeli melakukan riset barang di gerai sebelum mereka membeli melalui online. Berikut informasi lebih lanjut mengenai apa yang membuat web shoppers menjadi buyers.
Pertanyaan yang masih menjadi misteri dalam pemasaran: Apa yang menggerakkan konsumen untuk benar-benar membeli?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, infografik minggu ini dari berbagai studi memberitahukan kita sepuluh faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, fitur penting bagi gerai, dan bagaimana web dan media sosial meyakinkan pembeli untuk mengeluarkan uang.
Pemasar bisa menggunakan temuan ini untuk membentuk kampanye, memperbaiki situs web, dan memanfaatkan media sosial untuk mengubah pengunjung (lookers) menjadi pembeli.
Berikut beberapa sorotan:
  • 81% responden mengatakan post di media sosial secara langsung mempengaruhi keputusan pembelian
  • 56% responden mengatakan kualitas produk menjadi faktor utama yang mendorong mereka untuk membeli
  • Harga produk yang kompetitif menjadi fitur penting teratas bagi gerai. Posisi kedua, ditempati oleh fitur pembelian online.
  • 90% responden menonton video tentang produk yang akan mereka beli
Infografik10Faktor

infografik10faktor3
infografik10faktor2
infografik10faktor4
infografik10faktor5

Sumber: Advertising.yahoo.com

Rabu, 10 Juli 2013

Guerilla Marketing: Strategi Pemasaran Efektif dengan Budget Terbatas

colgateGuerrilla marketing ialah sebuah strategi periklanan yang menggunakan cara tidak konvensional dan berbiaya rendah (graffiti, sticker bombing, flash mobs). Jenis strategi ini digunakan sering dalam lingkup lokal atau jejaring yang lebih luas, untuk menyampaikan atau mempromosikan sebuah produk atau ide bisnis. Istilah guerilla marketing dengan mudah dilacak dari istilah “perang gerilya” yang menggunakan taktik serupa untuk mencapai tujuan dalam persaingan yang ketat.

Konsep guerilla marketing atau pemasaran gerilya dikembangakan pertama kali sebagai sistem yang tidak konvensional dari promosi yang bersandar pada waktu, energi dan imajinasi daripada anggaran marketing yang besar. Biasanya, kampanye pemasaran gerilya tidak disangka-sangka dan tidak lazim menurut kebiasaan masyarakat, dan berpotensi menciptakan interaksi, dan konsumen pun menjadi sasarannya di tempat-tempat yang sama sekali tak terduga.

Konsep pemasaran gerilya bertujuan untuk menciptakan sebuah konsep yang interaktif, komunikatif, unik serta menarik orang untuk berpikir. Semua itu untuk menghasilkan buzz, mendorong orang lebih banyak dan intens membicarakan tentang merek dan bisnis Anda. Istilah ini dibuat dan didefinisikan pertama kali oleh Jay Conrad Levinson dalam buku teksnya, "Guerilla Marketing." Istilah ini kemudian mulai dikenal dan menjadi populer sebagai bagian kosakata dalam berbagai buku teks pemasaran.

Pemasaran gerilya mencakup pendekatan tak lazim seperti membagikan hadiah berupa produk di jalan umum, trik humas, atau upaya marketing lainnya yang dimaksudkan untuk mendapatkan haisl maksimum dengan pengeluaran minimum. Pendekatan lain yang lebih inovatif terhadap pemasaran gerilya ini kini menggunakan teknologi digital dalam perangkat bergerak seperti ponsel dan tablet PC untuk menjalin komunikasi dengan konsumen dan menciptakan sebuah pengalaman merek yang teringat sepanjang masa di benak konsumen.

Pemasaran gerilya berfokus pada strategi kreatif berbiaya rendah. Persyaratan yang dibutuhkan untuk itu hanyalah waktu, tenaga, dan imajinasi kreatif. Dana bukanlah persyaratan utama meski masih diperlukan dalam jumlah yang kecil atau moderat. Penjualan tidak menjadi tolok ukur satu-satunya dalam pengukuran kesuksesan sebuah perusahaan. Namun, berpeganglah pada jumlah laba yang Anda bisa ciptakan dari upaya marketing. Penekanan lebih berat diberikan pada bagaimana mempertahankan konsumen yang sudah ada daripada terlalu agresif mengejar konsumen baru yang belum tentu setia.

Sebuah contoh guerilla marketing menarik namun efektif ialah Colgate yang bekerjasama dengan produsen pizza. Di dalam kemasan pizza tersebut dicetak sebuah iklan Colgate yang berpesan pada pemakan pizza untuk menyikat gigi mereka setelah makan pizza dengan Colgate agar mulut mereka tak berbau kurang sedap pada keesokan paginya. (*AP)

Digital Marketing untuk UKM


DMwww.marketing.co.id – Media sosial merupakan sebuah go-to-source sarana digital marketing yang paling mudah untuk dicapai. Sebelum sebuah usaha memiliki business site, tidak jarang kita menemukan bahwa mereka telah memulai memasuki  ranah dunia maya melalui sosial media, terutama di pasar seperti Indonesia di mana market boom menstimulasi perkembangan kewirausahawanan dan muncul-nya UKM-UKM.
Alasannya? Selain biaya yang murah, dan tidak memerlukannya keahlian khusus dalam melakukan set-up, sosial media dipersepsikan mampu untuk secara langsung meraih/meng-engage end-users, oleh karena itu tidak heran bahwa  sosial media justru lebih dititikberatkan dibanding dengan pengembangan sebuah website atau penyewaan web advertising placement.
Tetapi pertanyaannya apakah  media sosial ini mencukupi? Cukup dalam membangun awareness?  Cukup dalam membangun engagement? Cukup dalam menghasilkan sales? Lalu bagaimana caranya sebuah bisnis mampu mencapai ketiga hal ini?
Untuk menjawab hal tersebut terdapat beberapa hal yang dapat Anda perhatikan sebagai bisnis owner yang sering kali dilupakan oleh banyak bisnis pemula.
BE ACTIVE, BE INTERACTIVE!
Membangun awareness memiliki arti peningkatan pengetahun dan pengenalan akan produk Anda. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan secara aktif  penggunaan media sosial bisnis Anda. Tetapi ‘aktif’ sendiri memiliki arti yang lebih daripada hanya melakukan posting atau tweet secara rutin, aktif memiliki arti bahwa Anda harus mampu secara aktif membangun asosiasi bisnis Anda dalam industri yang Anda geluti.
Kenal-lah end-users Anda, ketahui apa yang mereka suka. Jikalau Anda memiliki sebuah usaha yang bergerak di dalam bidang F&B misalnya, Anda dapat bersikap aktif dengan  berpartisipasi melakukan tweet atau posting mengenai event komunitas F&B besar yang dinantikan oleh komunitas konsumen Anda. Walau belum tentu Anda berpatisipasi dalam acara itu, tetapi keaktifan Anda membicarakannya mampu meningkatkan kesempatan Anda dalam muncul di search engine. Hal ini  secara tidak langsung akan memberikan target audience acara tersebut (yang kemungkinan besar memiliki banyak peminat) pengenalan akan produk Anda ketika mereka mencari informasi mengenai event atau acara tersebut. Hal ini-lah yang disebut dengan search engine optimization.
Sering kali business owners’ melupakan hal ini, mereka hanya bersifat satu arah. ‘Aku,aku, aku’ semua posting dan tweet hanya ditujukan untuk mempromosiokan produk mereka tanpa adanya keaktifan dalam mencari audience. Selain itu semua komunikasi bersifat satu arah, tanpa ada engagement dengan audience. Engagement dapat diukur dengan berapa banyak retweet atau repost yang dilakukan oleh audience Anda.
Jikalau Anda tidak aktif terlibat dalam kegiatan industri usaha Anda, bagaimana Anda mampu menarik perhatian terhadap brand Anda?
BE PERSISTENT, BE CONCRETE!
Selain aktif dalam mengasosiasikan bisnis Anda dalam industri yang digeluti, hal yang sering dilupakan adalah bagaimana media sosial yang seharusnya bersifat penuh ‘sosialisasi’ justru kurang bersosialisasi.
Tidak jarang kita temui brand yang ditinggalkan karena mereka jarang melakukan posting, atau tweet, hal ini sering kali memunculkan presepsi di dalam benak audience Anda; “Ini usaha main-mainan atau bukan sih?”
Sebagai brand owner Anda harus secara presisten mengupdate media sosial Anda, seminggu sekali? Sehari sekali? Cocokan dengan brand image yang ingin Anda tampilkan. Banyak jasa-jasa yang Anda dapat pergunakan dalam membuat automatic tweets seperti: dripita.com; atau tweetadder.com
BE ETHICAL, BE PROFESSIONAL!
Hal lain yang sering terlupakan di dalam media sosial ialah bahwa media sosial merupakan ranah publik. Apa yang Anda katakan dalam sebuah post atau tweet, mampu dibaca oleh beribu calon audience Anda. Sering kali business owner melupakan hal ini, mereka terbawa emosi dan kemudian mengatakan hal-hal yang tidak etis atau pun tidak professional.
Tidak jarang terdapat administrator yang meng-post perkataan yang mengomentari konsumen mereka seperti mengenai pembatalan pesanan tiba-tiba, atau mengenai penekanan akan pelayanan terhadap konsumen ‘serius’ (banyak terjadi dengan online shops). Media sosial mampu menarik konsumen dalam sales, atau bahkan mengurangi minat terhadap bisnis Anda.
Ruang lingkup makro dan mikro  memaksa business owner untuk lebih berhati-hati dalam melakukan sosial digital marketing. (Jo Reiner Widjaja – STIE Prasetiya Mulya)