Ada rahasia dari masing-masing orang dan brand yang dibawa, sehingga
mereka menjadi jagoan di bidangnya. Apa saja? Berikut 4 hal lanjutan,
sambungan dari bagian pertama:
•Bagaimana jika produk tersebut dibandingkan?
Rahasia berikutnya adalah produk harus punya nilai lebih yang bisa jadi
pembanding dengan produk lain sejenis. Jangan segan memberikan produk
contoh untuk sekadar "icip-icip". Ini adalah eranya freemium di mana ada
banyak kenyamanan yang diberikan secara gratis. Dari mana untungnya? Google mail misalnya,
mereka menyediakan ruang email gratis hingga 7 GigaBytes (GB). Setelah
ruang itu habis terpakai, saat orang sudah nyaman dan malas membuang
email lama, Google menawarkan paket email murah, US$5 per tahun untuk
tambahan 20 GB. Hasilnya, orang malas ganti ke produk lain. Sepertinya
kecil, tapi kalikan berapa ratus juta pengguna, nilainya setahun sudah
pasti sangat besar.
•Apakah produk tersebut memiliki testimoni yang positif?
Rahasia yang juga harus dimiliki adalah produk harus memiliki testimoni
yang meyakinkan, misalnya dari lembaga pemeringkat atau media tertentu.
Kripik Maicih yang dipromosikan melalui jejaring sosial Twitter atau
Hollycow Steak yang juga memaksimalkan Twittersebagai media promosi
mendapat banyak testimoni positif terhadap produk mereka. Hasilnya?
Omzetnya terus meningkat dan keuntungan pun datang dengan sendirinya.
•Apakah produk tersebut menawarkan "hasil" yang besar?
Sebuah produk harus sensasional. Namun, jangan sampai sensasi itu hanya
sekadar hasil promosi. Landasi semua dengan kesesuaian keseimbangan
antara kebutuhan dan kenyataan. Misalnya, kripik adalah hal yang biasa
dijumpai dari dulu. Tapi, penjualannya begitu-begitu saja. Kemudian,
Kripik Maicih mencoba hadir dengan sensasi rasa pedas dengan berbagai
level. Inovasi ini bagi sebagian orang membuat penasaran untuk mencoba.
Dan, ternyata memang ada level yang super pedas sehingga ini menjadi
pembicaraan di mana-mana. Ujungnya, Kripik Maicih terus laris hingga
kini.
•Apakah produk kita punya banyak fungsi yang menjawab berbagai kebutuhan?
Minimal, sebuah produk yang kita keluarkan harus mampu memenuhi satu
kebutuhan. Tetapi, jika bisa memberi lebih, tentu akan lebih baik lagi.
Masih ingat kehebohan antrean Blackberry (BB) di sebuah mal beberapa
waktu silam? Konon, hanya di Indonesialah kehebohan semacam itu terjadi
untuk produk BB. Padahal, kebanyakan orang di Indonesia hanya
memanfaatkan BB untuk chatting melalui BlackBerry Messanger (BBM). Tapi ternyata, BB juga jadi kebutuhan tren atau lifestyle sehingga produk ini di Indonesia sangat laris.
Itulah beberapa hal yang bisa jadi rujukan agar produk kita bisa selalu
jadi rebutan. Namun, di balik semua itu, kunci utama sebenarnya adalah
pada faktor kepuasan. Jadi, seberapa kemampuan Anda memuaskan semua pelanggan? Jika Anda bisa menjawab pertanyaan ini dengan jawaban YA dengan mantap, tinggal tunggu saja, produk Anda niscaya akan selalu jadi rebutan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar